KLATEN, KOMPAS.com – SAE pada oli mesin merupakan kode standar yang diberikan oleh Society of Automotive Engineers (SAE) untuk menunjukkan karakteristik kekentalan atau viskositas oli.
Kode SAE bisa berupa kombinasi angka dan huruf. Seperti SAE 10W-30, SAE 0W-20, SAE 40 dan lainnya.
Kode tersebut kerap dijumpai pada kemasan oli mesin, dengan tujuan konsumen bisa memilih oli sesuai dengan kebutuhan mobil. Lantas, seperti apa cara bacanya?
Baca juga: Viral Oli Mesin Berubah Warna Disebut karena Pakai Pertamax, Ini Penjelasan Pertamina
Technical Specialist PT Pertamina Lubricants (PTPL) Brahma Putra Mahayana mengatakan kode tersebut merujuk pada standar kekentalan oli yang dikeluarkan oleh SAE. Angka dan huruf setelahnya memberikan detail tentang bagaimana oli berperforma pada suhu tertentu.
“Angka sebelum huruf W (Winter) menunjukkan kekentalan oli pada musim dingin, angka 10 pada SAE 10W-30 berarti oli ini tetap cair dan dapat mengalir dengan baik pada suhu minus,” ucap Brahma kepada Kompas.com, Senin (27/1/2025).
Brahma mengatakan, semakin kecil angka sebelum huruf W, semakin cair oli tersebut pada suhu dingin, sehingga lebih mudah untuk melumasi mesin saat awal start.
Baca juga: Batas Toleransi Fuel Dilution pada Oli Mesin Kendaraan
“Angka setelah W menunjukkan kekentalan oli pada suhu kerja mesin normal, semakin kecil angkanya, semakin encer pada suhu kerja,” ucap Brahma.
Oli dengan viskositas 30 pada SAE 10W-30, cukup ringan untuk melumasi komponen mesin tanpa memberikan terlalu banyak hambatan, sehingga cocok untuk mesin yang dirancang dengan toleransi yang ketat.
Brahma mengatakan, untuk memilih oli dengan viskositas yang tepat, konsumen bisa mengacu pada rekomendasi pabrikan kendaraan yang tertera di buku pedoman kepemilikan kendaraan.