TRIBUNHEALTH.COM – Pernahkah sobat sehat merasa cemas?
Ya, tentunya hampir semua orang pernah merasakan perasaan cemas.
Namun, cemas berlebih atau sering merasa cemas bisa menjadi tanda gangguan kecemasan.
Tentunya gangguan kecemasan ini bisa mengganggu penderita.
Bahlan, rasa cemas bisa terjadi seharian.
Kondisi cemas berlebih memang tidak bisa disepelekan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gangguan kecemasan, kita bisa bertanya langsung dengan psikolog berkompeten seperti Adib Setiawan S.Psi., M.Psi.
Baca juga: Perawatan Kulit Agar Tidak Menyebabkan Pori-pori Membesar, Ini Pesan dr. Tiffany
Pertanyaan:
Pak, bagaimana jika gangguan kecemasan tidak mengalami psikosomatis?
Winda, di Wonogiri
Adib Setiawan S.Psi., M.Psi menjawab:
Ya kalau gak psikosomatis yang terpenting kan dihadapi aja.
Dihadapi, terus meningkatkan skill dan keterampilan yang terkait dengan pekerjaan.
Sepanjang pekerjaannya produktif, dinilai sama atasan bagus, ya saya yakin kecemasan bisa diatasi.
Dalam arti orang bekerja itu kan mendapatkan gaji. Kan harapannya yang memberikan kerja dengan gaji yang diberikan itu, yang memberikan pekerjaan masih ada keuntungan, masih ada nilai tambah.
Artinya, dengan gaji rupiah, seseorang dituntut untuk memberikan produktiviti, memberikan nilai tambah pada perusahaan.
Baca juga: 10 Manfaat Yoga Bagi Penderita Diabetes: Mengelola Gula Darah dengan Lebih Baik
Sepanjang nilai tambahnya itu melebihi dari gaji yang didapat, itu namanya produktif. Berarti sudah bekerja dengan baik.
Kalau orang udah bekerja dengan baik, saya yakin posisi juga aman.
Yang sering terjadi adalah seseorang bekerjanya gak baik, sehingga posisi tidak aman.
Posisi tidak aman itu apa? Dimarahin atasan, sering telat, buru-buru pulang. Ya pasti posisi gak aman dong kalau dimarahin atasan.
Kalau pulangnya lebih cepat, yang lain belum pulang masih kerja, dia pulang cepat. Ya nanti kan posisi gak aman.
Jadi harus bisa melihat culture budaya setempat juga. Karena culture budaya setempat harus dilihat.
Culture ini ada perusahaan-perusahaan yang memang walaupun dikontrak kerja pulangnya jam setengah enam, tapu culturenya pulangnya jam tujuh malam kan bisa saja.
Profil Adib Setiawan S.Psi., M.Psi
Baca juga: 5 Langkah Efektif Mengelola Diabetes Menurut WHO
Adib Setiawan,S.Psi.,M.Psi. merupakan seorang psikolog keluarga dan pendidikan anak.
Kini dirinya telah memiliki sebuah yayasan yang bernama Praktek Psikolog Indonesia.
Yayasan ini juga sebagai tempat dirinya berpraktek selama 9 tahun.
Pada yayasan ini melayani konsultasi dan terapi psikologi kepada masyarakat.
Saat ini yayasan yang Adib dirikan telah tersebar di berbagai wilayah.
Seperti: Bintaro, Rawamangun, Tangerang Selatan, Cileungsi, dan Semarang.
Selanjutnya ia berencana akan memperluas Praktek Psikolog Indonesia di wilayah lain secara bertahap.
Sebelum berpraktek di Yayasan Praktek Psikolog Indonesia, ia sempat praktek di Yayasan Cinta Harapan Indonesia selama kurang lebih 3 tahun.
(TribunHealth.com/PP)