GAZA, KOMPAS.TV – Warga Palestina di Jalur Gaza dengan keras menolak rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengambil alih wilayah mereka dan merelokasi penduduk ke tempat lain.
Mereka menegaskan, Gaza adalah tanah mereka dan mereka tidak akan meninggalkannya, meskipun menghadapi perang dan kelaparan.
Samir Abu Basel, seorang warga Gaza City, dengan tegas menolak usulan Trump, menyebutnya sebagai gagasan yang tidak masuk akal.
Baca Juga: Bertemu PM Netanyahu, Trump: AS akan Mengambil alih Jalur Gaza dan Kami akan Urus dengan Baik!
“Trump bisa pergi ke neraka, bersama dengan ide-idenya, uangnya, dan keyakinannya,” kata Samir dikutip dari Al Jazeera, Rabu (5/2025).
Sebagai ayah lima anak, ia menegaskan orang-orang Palestina bukan aset yang bisa dipindahkan seenaknya.
“Kami tidak akan pergi ke mana-mana. Kami bukan aset miliknya.”
Menurutnya, jika Trump benar-benar ingin menyelesaikan konflik, seharusnya yang direlokasi adalah warga Israel.
“Jika dia ingin menyelesaikan konflik ini, sebaiknya dia membawa orang-orang Israel dan menempatkan mereka di salah satu negara bagian di AS. Mereka adalah pendatang, bukan kami. Kami adalah pemilik tanah ini.”
Banyak warga Palestina di Gaza khawatir rencana Trump hanyalah upaya lain untuk mengulangi peristiwa Nakba tahun 1948, ketika ratusan ribu warga Palestina terusir dari tanah mereka akibat perang yang berujung pada pendirian negara Israel.
Um Tamer Jamal, seorang ibu berusia 65 tahun dengan enam anak, menyatakan keluarganya tidak akan meninggalkan rumah mereka, apa pun yang terjadi.
“Kami tidak akan meninggalkan wilayah kami, kami tidak akan membiarkan Nakba kedua terjadi,” ujarnya dengan tegas.
Ia menambahkan, sejak kecil, anak-anaknya telah diajarkan pentingnya mempertahankan tanah mereka dan menolak pengusiran paksa.
“Trump itu gila. Kami tidak meninggalkan Gaza meskipun dibombardir dan mengalami kelaparan. Bagaimana dia berniat mengusir kami? Kami tidak akan ke mana-mana.”
Baca Juga: Hamas dan Sekutu AS Kecam Donald Trump Soal Gaza, Saudi Ancam Tak Akui Israel tanpa Palestina
Sementara itu, Mustafa Barghouti, pemimpin Inisiatif Nasional Palestina, menyebut rencana Trump sebagai ancaman serius yang harus dihentikan dengan segera.
“Tidak ada warga Palestina yang akan meninggalkan Gaza. Kami akan tetap tinggal di rumah kami,” kata Barghouti kepada Al Jazeera dari Ramallah, Tepi Barat yang diduduki.
Menurutnya, rencana pengosongan Gaza ini merupakan kejahatan perang dan bentuk pembersihan etnis yang tidak boleh dibiarkan terjadi.
“Kami tidak akan pernah membiarkan pembersihan etnis ini terjadi, dan tidak ada satu pun negara Arab yang siap berpartisipasi dalam kejahatan ini. Saya tidak berpikir Trump bisa berhasil,” tambahnya.
Barghouti menekankan bahwa perlawanan terbaik terhadap Trump adalah melalui persatuan nasional Palestina serta dukungan dari negara-negara Arab, Muslim, dan komunitas internasional.
“Ini adalah saat di mana rakyat Palestina harus bersatu,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan, warga Palestina tidak akan membiarkan sejarah 1948 terulang kembali, di mana 70 persen dari mereka menjadi pengungsi selamanya, kehilangan martabat serta hak-hak dasar mereka.
“Itu tidak akan terjadi lagi,” pungkasnya.
Sejak Trump mengumumkan rencananya untuk mengambil alih Gaza dan mengubahnya menjadi “Riviera Timur Tengah”, gelombang penolakan datang dari berbagai pihak, termasuk warga Palestina, negara-negara Arab, serta komunitas internasional.
Sebelumnya, Trump mengumumkan, AS akan mengambil alih Gaza dan mengembangkan wilayah tersebut menjadi pusat ekonomi dan wisata, yang ia sebut sebagai “Riviera Timur Tengah.”
“AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan menangani itu juga. Kami akan memilikinya,” kata Trump dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Trump juga menyebut Gaza dapat menjadi tempat tinggal bagi masyarakat dunia, termasuk warga Palestina yang tersisa setelah relokasi.
“Saya pikir Anda bisa menjadikannya tempat internasional yang luar biasa. Potensi di Jalur Gaza sangat luar biasa,” ujarnya.
Baca Juga: Indonesia Tolak Keras Rencana Donald Trump Ambil Alih Gaza