“Apa Bapak boleh ikut, Mei?” tanya suamiku saat Mei (baca: anak kami) berencana naik Gunung Pohen. “Ga-lah, cuman buat gen z,” jawabnya datar. Dan kami pun tersenyum. Senang rasanya bisa godain anak yang lagi suka-sukanya naik. Entah naik karena suka dengan suasana gunungnya atau hanya karena jalan bareng bersama teman-temannya 🙂
Nah, percakapan itu terjadi pas mereka mau naik Gunung Pohen. Tapi… tiba-tiba nih, Mei berubah drastis pas berencana naik Gunung Sanghyang. “Bapak sama Ibu mau naik bareng?” Wkwk, sepertinya gatau start pointnya nih. Ya memang untuk pendakian Gunung Sanghyang jalur Desa Gesing, tidak seperti jalur-jalur gunung lain yang memiliki pos administrasi atau basecamp di pintu masuk. Para pendaki yang ingin lewat jalur ini, biasanya mengajak teman atau guide yang mengetahui pintu rimbanya. Tapi balik lagi, apapun alasan mengajaknya, kalau diajak anak mah kami senang banget. Kami langsung jawab “mau”, wkwk. Kentara banget ya berharap diajakin. Hanya karena suami dapat kerjaan, jadilah hanya saya yang menemani.
Gunung Sanghyang adalah salah satu gunung di Bali yang memiliki ketinggian 2087 mdpl. Gunung ini merupakan batas alam dari dua kabupaten di Bali, yaitu: Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Buleleng. Jadi ada tuh bantu penanda batas antar mereka. Kalian bisa menemukannya jika bergeser sedikit dari jalur pendakian. Tapi jika baru pertama kali sebaiknya jangan.. tetap saja pada jalur pendakian yang ada, karena walaupun ketinggian hanya 2000-an dan jalurnya jelas, di tanggal 24 Maret 2024, ada 4 pendaki yang tersesat. Tapi rasanya kalian akan senang pas di batu penanda batas, satu jejakan kaki saja, kita sudah ada di kabupaten lain. Saya senyum-senyum sendiri, bisa bolak-balik Tabanan – Buleleng dalam sekejap mata. Cling!!
Gunung Sanghyang diapit oleh dua gunung lainnya, yaitu Gunung Pohen dan Gunung Lesung, yang merupakan gunung tertinggi keenam di Bali. Konturnya antara sedang dan curam. Saat memulai pendakian, memang kita akan disuguhkan kerapatan vegetasi hingga tak pernah terbersit gunung ini merupakan salah satu gunung berapi kerucut yang tidak aktif. Apalagi saat musim hujan atau trekking di pagi buta, wahhh.. seger banget, rasanya kita sedang berada di hutan basah. Namun, setelah dua jam perjalanan barulah gambaran kerucut gunung ini terlihat. Ia ditopang batu-batu besar, sebagian menjulang membentuk shape kerucut yang gagah. Jika mendaki gunung ini dari Desa Gesing mmm… bisa dibilang jalurnya terasa menyakitkan, nuanjak terussssssssss. Bentuk kerucutnya membuat kita jarang menemui “bonus” tanah datar dan membuat nadi berdenyut cepat tanpa pandang bulu. Yang ada hanyalah hajaran bertubi-tubi, terusss dan terusss, hingga memaksa berhenti menyelaraskan denyut, menghela keringat, sebelum menapaki tanjakan lagi.
Waktu Terbaik Pendakian
Rapatnya vegetasi di gunung ini memunculkan dilema sebagian para pendaki. Jika musim hujan, sepanjang jalur.. nuansa warna begitu indah; warna hijau segar dan coklat mendominasi, air pun bertengger di dedaunan yang membuat sejuk tiap mata yang memandang, dan walaupun carut marut, akar yang melintang pun terlihat begitu indah. Namun disisi lain, pendaki harus mempersiapkan outfit yang lengkap dan tertutup, karena jika tidak, pacet-pacet yang berkembangbiak cepat dalam kelembaban begitu sigap bergerak, menempel, dan menghisap darah tanpa ijin sang empunya. Jadi ya.. waktu terbaik pendakian adalah saat musim kemarau. Hanya ya balik lagi, hipnotis keindahan dan kesegaran lebih membludak saat musim hujan. Jadi monggo dipilih; mau saat musim kemarau atau saat musim hujan. Mulailah pendakian di pagi hari, lebih awal, lebih baik. Karena saat pagi, semua burung berciutan, menambah semerbaknya suasana jalur.
Bisakah tektok?
Untuk pendakian Gunung Sanghyang, para pendaki bisa melakukannya dalam satu hari atau tektok. Waktu tempuh pendakian adalah tiga jam untuk naik dan 2,5 jam untuk turun. Sebenarnya tidak ada jumlah pos disana, hanya ada beberapa titik yang sering dijadikan tempat beristirahat bersama karena spotnya lebar.
Ada berapa puncak?
Ada 3 puncak yang saling terhubung: Puncak Sanghyang 1, Puncak Sanghyang 2, dan Puncak Melangki. Untuk waktu tempuh 3 jam, kita bisa sampai di Puncak Sanghyang 1. Perlu waktu sekitar 45 menit untuk ke Sanghyang 2, dan sekitar 2 jam untuk Melangki. Nah jika diteruskan kita akan lintas jalur ke Jatiluwih. Dan semakin ke dalam, bukan puncak yang akan membuat menganga, melainkan situasi jalur yang begitu rupawan.