Wisata Relegi TPA “Nurul Huda” Menuju Tuban Bumi Wali

  • Share

Menjadi kegiatan rutin setiap ahir tahun pelajaran Taman Pendidikan Al-Qurn Nurul Huda mengadakan kegiatan wisata relegi dengan melakukan ziarah kubur ke makam walitullah yang berada di Kota Tuban.

Tuban sendiri terkenal dengan sebutan bumi wali karena ada banyak  waliyullah yang dimakamkan di sekitar Kota Tuban antara lain Sunan Bonang, Syeh Ibrahim Asmoro qondi ayahanda sunan Ampel, Syeh Maulana Abdullah Asy’ari(Sunan Bejagung lor), Syeh Hasyim Alamuddin(Sunan Bejagung Kidul), Sunan Geseng, Syeh Subakir juga Syeh Abdul Jabbar. 

Wali- wali tersebut hingga saat ini banyak dikunjungi peziarah untuk mengumandangkan tahlil dan doa bersama dalam rangka mendoakan dan mencari berkah dari wali-wali yang karomah.

Salah satu makam yang berada di pusat kota Tuban adalah makam Sunan Bonang berada di belakang Masjid Agung Tuban yang berdekatan dengan alun-alun. Sehingga mereka yang berziarah bisa menikmati suasana alun-alaun Tuban yang saat ini telah selesai di renovasi dan bahkan menjadi objek wisata yang layak untuk dikunjungi.

Rombongan kami dari TPA Nurul Huda pertama-tama menuju ke makam Syeh Abdul Jabbar yang terletak kurang lebih 5 Km dari tempat saya tinggal. Mbah Abdul Jabbar adalah pendakwah Islam pertama di Kecamatan Singgahan tepatnya di Desa Mulyoagung.

Beliau adalah panglima perang dari kerajaan Pajang. Sebenarnya saat pertama kali datang lantaran ia melarikan diri akibat kekalahan Kerajaan Pajang dari penjajahan Belanda sekitar tahun 1628-1629. Mbah Jabbar memutuskan meninggalkan Pajang dan mulai berdakwah di Singgahan.

Setelah meninggalkan makam Syeh Abdul Jabbar kamipun meneruskan perjalanan ke makam Sunan Bonang. Sunan  Bonang atau Raden makdum Ibrahim adalah salah satu ulama walisongo. Beliau menyebarkan Islam di bumi wali tepatnya di Kota Tuban.

Sunan Bonang juga dikenal dengan seorang seniman yang berdakwah menggunakan gamelan. Menurut Agus Sunyoto dalam Atlas Wali Songo (2016), Sunan Bonang merupakan putra keempat dari Raden Rahmat atau Sunan Ampel, hasil dari perkawinan dengan Nyai Ageng Manila, putri dari Bupati Tuban, Arya Teja.

Sunan Bonang tidak hanya dikenang sebagai ulama besar, tetapi juga sebagai tokoh yang memberikan sumbangsih dalam bidang seni dan budaya yang terus memperkaya dan menghidupkan tradisi Islam di Indonesia. Seperti juga saat ini Tuban mendapat julukan Tuban Bumi Wali juga berkat penyebaran Islam oleh para waliyullah seperti Sunan Bonang.

Setelah dari makam sunan Bonang kurang afdhol rasanya jika tidak mampir ke Masjid Agung Tuban yang unik dan megah. Jika kita melihat secara dekat masjid ini banyak lengkungan yang menghubungkan tiang penyangga sehingga menghasilkan pola ruang, seperti terinspirasi ruang dalam masjid Cordoba Spanyol.

Di depan masjid ada alun-alun Tuban yang baru saja direnovasi. Kami bersama rombongan beristirahat di alun-alun sambil menikmati suasana taman yang Indah. Bahkan ada dua bangunan yang mirip jembatan menjulang ke atas di tengah lapangan yang bisa untuk berfoto ria atau selfi bersama teman dan keluarga. Banyak pengunjung yang naik bangunan itu dan melihat dari atas masjid yang berada tepat di depan alun-alun.

Pemandangan yang menakjubkan saat berada di atas, seperti melihat gambar yang unik dan memanjakan mata bagi siapa saja yang memandangnya. Hari itu suasana mendung, sehingga kamipun tidak lama-lama berada di alun-alun.

Saat rombongan meneruskan perjalanan ke makam Syeh Asmara Qondi, hujan turun sangat deras. Setelah menemukan tempat untuk berteduh kami pun segera beristirahat. Ada gazebo yang luas di sebelah kanan masjid yang diperuntukkan untuk beristirahat para peziarah yang kelelahan.

Sambil menunggu hujan reda kami menikmati makan siang bersama dengan bekal yang sudah disiapkan. Saat hujan sudah reda kami mengambil air wudlu dan melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, kebetukan suara adzan sudah dikumandangkan, sehingga kami dapat mengikuti salat dhuhur berjamaah di masjid.

Setelah selesai salat, kami menuju makam Syeh Maulana Asmara Qondi, kita mengumandangkan tahlil bersama yang dipimpin oleh ust. Mahmud Najahul Ulum. Banyak peziarah yang membanjiri makam sehingga kami harus mencari tempat duduk yang masih kosong.

Subhanallah maha suci Allah dengan segala kuasanya. Sekian ribu tahun yang lalu wali ini sudah tiada namun makamnya tak pernah sepi dari peziarah. Mereka mendoakan dan ngalap barokah dari karomahnya wali.

“Syekh Asmoroqondi ini merupakan Bapak Sunan Ampel serta kakek dari Sunan Bonang dan Sunan Drajat Lamongan,” tutur Ketua Yayasan Makam Syekh Asmoroqondi, Sukardi.

Setelah doa bersama kamipun melanjutkan perjalanan menuju Taman Hutan Kota Tuban Abipraya  yang berada di tengah kota. Sebelumnya hutan yang berada di tengah kota ini, terlihat kumuh dan tidak terawat ada beberapa binatang kijang yang dilindungi.  

Sekarang taman tersebut direnovasi menjadi Ruang Terbuka Hijau, yang bisa menjadi tujuan refreshing keluarga, banyak mainan di sana yang cocok untuk anak uisa TK maupun PAUD. Diantaranya ada monumen pesawat, ruang bermain anak, kawasan pavilium dan lain sebagainya.

Tujuan kami terahir menuju pantai semilir untuk melepas lelah sekaligus memanjakan mata untuk memandang ombak lepas di pesisir pantai utara. Ombak sangat tinggi berbeda dengan hari-hari biasanya sehingga saya harus hati-hati saat menjaga anak-anak.

“Bu, tolong anak-anak di kawal, jangan sampai main ke tengah, karena ombak hari ini besar”, pesan penjaga pantai saat kami masuk di kawasan pantai.

Bapak dan Ibu, meluangkan waktu untuk sekedar melepas penat setelah  menjalani rutinitas perlu dijadualkan. Karena kita membutuhkan istirahat dalam bentuk apapun, apalagi anak-anak yang memang membutuhkan refreshing dari penatnya beban belajar selama kurang lebih satu tahun.

Namun perlu hati-hati dan ekstra pengawasan saat kita mengajaknya ke pantai karena cuaca kurang mendukung, sebagai orang tua maupun guru kita wajib mendampingi mereka agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Salam sehat selalu, semoga bermabfaat.

Referensi :

https://www.detik.com/jatim/budaya/d-6650103/syekh-asmoroqondi-bapak-dan-kakeknya-tiga-wali-songo.

https://tubankab.go.id/entry/melongok-makam-mbah-jabbar-sosok-juru-dakwah-islam-keturunan-darah-biru

https://www.traveloka.com/id-id/explore/destination/makam-sunan-bonang-situs-religi-acc/326909

  • Share