Unilever Indonesia Cetak Laba Rp3,4 Triliun di 2024, Turun 29,8 Persen

  • Share
Unilever Indonesia Cetak Laba Rp3,4 Triliun di 2024, Turun 29,8 Persen

Jakarta, IDN Times – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) merilis laporan keuangan yang telah diaudit untuk sepanjang 2024, Kamis (13/2/2025). Unilever Indonesia membukukan laba bersih Rp3,4 triliun.

Sayangnya, capaian laba itu menunjukkan penurunan hingga 29,8 persen dibandingkan 2023 yang mencapai Rp4,8 triliun.

Baca Juga: Siapa Pemilik Unilever? Perusahaan FMCG Ternama Dunia

Baca Juga: Siapa Pemilik Unilever? Perusahaan FMCG Ternama Dunia

1. Penjualan menurun sebabkan laba terkoreksi

Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap, mengatakan, penurunan laba itu disebabkan oleh penurunan penjualan dan kenaikan investasi yang diperlukan dalam transformasi.

Pada 2024, Unilever mencatatkan penjualan bersih Rp35,1 triliun. Capaian penjualan domestik turun 8,7 persen secara year on year (yoy) karena Pertumbuhan Harga Dasar (Underlying Price Growth/UPG) yang negatif sebesar -3,6 persen dan Pertumbuhan Volume Dasar (Underlying Volume Growth/UVG) yang negatif sebesar -5,2 persen.

“Sepanjang tahun 2024, kami mengambil tindakan yang tegas dan berani untuk menangani masalah-masalah utama dengan semaksimal mungkin. Meskipun berbagai upaya tersebut berdampak pada kinerja jangka pendek, namun langkah-langkah ini berhasil memperkuat fundamental bisnis kami,” kata Benjie dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Kamis.

Baca Juga: Unilever Jual Bisnis Es Krim Senilai Rp 7 Triliun dan Rombak Direksi

Baca Juga: Unilever Jual Bisnis Es Krim Senilai Rp 7 Triliun dan Rombak Direksi

2. Keuntungan perusahaan menurun

Sepanjang 2024, Unilever Indonesia mengantongi marjin laba kotor sebesar 47,6 persen, turun 213 basis poin (bps) dibandingkan tahun sebelumnya.

Penyebabnya adalah pengeluaran untuk transformasi dan pengurangan stok pelanggan.

Lebih rinci, transformasi tersebut telah berhasil mengurangi stok di distributor sekitar 50 persen dibandingkan dengan level tahun 2021, mencapai level stok terendah selama lebih dari 10 tahun terakhir.

Namun, langkah itu berdampak baik pada peningkatan pertumbuhan serta keuntungan perseroan. Perseroan berhasil mencapai zero overdue (nol keterlambatan) dari mitra DT (Distributive Trade) dan menerapkan struktur harga yang konsisten dan transparan di penjuru market.

Baca Juga: 3 Direktur Unilever Indonesia Mundur, Ini Alasannya

Baca Juga: 3 Direktur Unilever Indonesia Mundur, Ini Alasannya

3. Unilever Indonesia tetapkan peningkatan marjin laba kotor

Benjie berkomitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang dan berkelanjutan dibandingkan dengan kinerja jangka pendek dan akan terus mengambil tindakan tegas untuk mengatasi berbagai masalah operasional.

Melanjutkan kemajuan yang telah dicapai pada 2024, perseroan akan melanjutkan transformasi Go-To-Market pada 2025. Termasuk, memperluas jangkauan distribusi langsung dan tidak langsung, serta memastikan eksekusi yang mulus di pasar.

Begitu juga dengan peningkatan marjin laba kotor melalui efisiensi operasional dan peningkatan volume.

Baca Juga: uRBan Festival dari Bank Mandiri Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

Baca Juga: uRBan Festival dari Bank Mandiri Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas

  • Share