KENDAL, KOMPAS.com – Sampah kini bisa ditukar dengan emas. Inovasi ini dilakukan oleh Bank Sampah Induk (BSI) Kendal, yang memungkinkan nasabah menukar hasil tabungan sampah mereka dengan emas Antam.
Sejak berdiri pada tahun 2012, BSI Kendal yang diketuai oleh Nunuk Sarah Zenubia, kini memiliki lebih dari 600 nasabah perseorangan, serta beberapa sekolah, puskesmas, rumah makan, dan OPD.
Dalam sebulan, BSI bisa menerima ratusan kilogram kardus dan plastik, serta puluhan liter minyak jelantah dari para nasabah.
Harga sampah yang dibeli BSI dari nasabah:
- Botol plastik dan kardus: Rp 1.200/kg
- Minyak jelantah: Rp 4.000/liter (harga bisa berubah sewaktu-waktu)
Baca juga: Unilever Ajak Ibu-ibu “Nabung” lewat Bank Sampah
Nunuk menegaskan bahwa bank sampah bukan hanya sekadar pengepul, tetapi juga media edukasi yang mengajarkan masyarakat tentang pengelolaan sampah yang berharga.
Tabungan Sampah Bisa Ditukar Emas Antam
Nasabah bank sampah bisa menarik uang dari hasil tabungan mereka kapan saja. Namun, menariknya, mereka juga bisa menukarkan sampah dengan emas Antam.
“Setiap 0,05 gram emas Antam harganya Rp 50.000,” ujar Nunuk.
BSI telah bekerja sama dengan Pegadaian untuk memastikan ketersediaan emas bagi nasabah yang memilih menabung dalam bentuk logam mulia.
“Banyak nasabah yang lebih memilih emas Antam daripada uang. Dari 600 nasabah, sekitar 400 di antaranya menabung dalam bentuk emas,” tambahnya.
Baca juga: Kreativitas di Desa Talunombo Wonosobo, Olah Sampah Plastik Jadi BBM
BSI Kendal beroperasi setiap Jumat hingga Minggu, sementara pada hari Senin hingga Kamis tutup.
Sejarah Berdirinya BSI Kendal
BSI Kendal berdiri pada tahun 2013, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan sampah.
Nunuk awalnya mendirikan dua bank sampah bernama “KEPOMPONG” dan “Resik Becik”, yang kemudian dilebur menjadi Bank Sampah Induk (BSI) Kendal pada tahun 2015.
“Perubahan nama ini bertujuan untuk menginspirasi daerah lain dalam mengelola sampah secara berkelanjutan,” jelas Nunuk.
Selain mengajak masyarakat memilah sampah dan menabung, BSI Kendal juga mengolah sampah organik dan minyak jelantah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis, di antaranya:
- Eco Enzyme dari kulit buah segar seperti jeruk dan buah naga (Rp 5.000/botol 230 ml)
- Lilin terapi aroma dari minyak jelantah
- Ukuran besar: Rp 8.000/biji
- Ukuran kecil: Rp 3.000/biji
- Pupuk kompos dari kulit buah yang tidak segar
Baca juga: Dari Fast Fashion ke Slow Fashion, Cara Bijak Kurangi Sampah Pakaian
BSI juga aktif memberikan edukasi ke PAUD, sekolah, pondok pesantren, dan organisasi perempuan untuk mengajarkan cara memilah dan mendaur ulang sampah menjadi barang yang berguna, seperti tas, dompet, hingga bunga plastik.
Harapan untuk Masa Depan
Nunuk berharap bahwa setiap keluarga bisa memanfaatkan sampah untuk mendapatkan penghasilan tambahan, bahkan untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka.
“Cita-cita kami adalah memiliki gudang dan kantor sendiri. Kami butuh bantuan untuk mewujudkannya,” pungkasnya.