TRIBUNGORONTALO.COM – Berdasarkan survei Litbang Kompas, citra polri paling rendah jika dibandingkan institusi lain.
Melansir Kompas.com, Polri memiliki citra positif sebesar 65,7 persen.
Posisi Polri berada di bawah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang mendapat nilai positif 67 persen.
Peneliti Litbang Kompas, Yohan Wahyu, menjelaskan bahwa citra Polri ini terkait beberapa kasus yang sempat menjadi perhatian publik, seperti kasus pembunuhan Brigadir Josua.
“Padahal pernah juga terjadi penurunan sejak kasus Sambo yang menjadi perhatian publik. Sekarang perlahan sudah mulai naik lagi,” ucap Yohan dikutip TribunGorontalo.com dari Kompas.com, Minggu (26/1/2025).
Urutan ketiga terbawah ada institusi penegak hukum seperti Mahkamah Agung dengan 69 persen, diikuti oleh Mahkamah Konstitusi 69,1 persen, dan Kejaksaan 70 persen.
5 institusi memiliki citra tertinggi
Lima institusi dengan penilaian tertinggi antara lain, sebagai berikut:
– TNI: 94,2 persen
– Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu): 81,6 persen
– Komisi Pemilihan Umum (KPU): 80,3 persen
– Dewan Perwakilan Daerah (DPD): 73,6 persen
– Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 72,6 persen
Sebanyak 1.000 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error +/- 3,10 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Baca juga: Pembunuh Uswatun Khasanah Ditangkap Polisi, Sosok Mayat Dalam Koper Merah, Rekam Jejaknya Terungkap
Ditanggapi Komisioner Kompolnas
Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Choirul Anam mengatakan, tugas dan tanggung jawab Polri berbeda dengan institusi lain karena cakupannya lebih luas.
Oleh karenanya, menurut dia, hasil kinerja Polri tak bisa disandingkan dengan institusi lain.
Hal itu disampaikan Anam menanggapi hasil survei Litbang Kompas yang menunjukkan citra Polri berada di posisi terbawah dibandingkan institusi lain.
“Polisi itu institusi yang memiliki kompleksitas tersendiri dengan kinerja yang sangat luas dan langsung bersentuhan dengan masyarakat selama 24 jam,” kata Anam kepada Kompas.com, Minggu (26/1/2025).
“Mulai dari pelayanan masyarakat, membangun ketertiban, penegakan hukum, dan banyak hal lainnya. Jadi, kalau dibandingkan dengan institusi lain, memang tidak bisa langsung apple to apple,” lanjut dia.
Anam menjelaskan, institusi lain pada umumnya bekerja dalam waktu yang terbatas pada jam kerja reguler. Sebaliknya, Polri harus hadir kapan pun masyarakat membutuhkan, bahkan di luar jam kerja normal.
“Misalnya, lembaga lain hanya bersentuhan dengan masyarakat di jam kerja, yaitu pukul 9 pagi sampai 5 sore,” ujarnya.
“Namun, Polri tetap bersentuhan dengan masyarakat bahkan di tengah malam, seperti pukul 11 malam atau pukul 1 dini hari. Ini membuat kerja polisi jauh lebih kompleks,” tambah Anam.
Anam menambahkan, kompleksitas pekerjaan Polri mencakup berbagai bidang yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Mulai dari menangani laporan masyarakat, merespons kejadian darurat, hingga menegakkan hukum.
Oleh karena itu, ia berharap Polri terus meningkatkan responsivitas dan humanisme dalam menjalankan tugasnya.
“Pelayanan Polri yang responsif dan pendekatan humanis menjadi kunci utama. Jika ini diperkuat dan dijalankan secara konsisten, citra Polri akan semakin membaik di mata masyarakat,” katanya.
Meski begitu, Anam tetap mengapresiasi survei Litbang Kompas.
Menurutnya, hasil survei tersebut dapat menjadi masukan penting bagi Polri untuk terus berbenah.
“Kritik ini harus dijadikan bahan introspeksi untuk memperbaiki banyak hal, agar kinerja Polri semakin baik dan penerimaan masyarakat terhadap Polri juga semakin meningkat,” tegas dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Citra Polri Terendah Dibandingkan Institusi Lain, Kompolnas: Kerjanya Lebih Kompleks”