Jakarta, IDN Times – Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman (MBS), mengatakan bahwa akan berinvestasi di Amerika Serikat (AS) sebesar 600 miliar dolar (Rp9.729 triliun) dalam empat tahun ke depan. Hal itu disampaikan kantor berita Saudi pada Kamis (23/1/2025).
MBS mengatakan bahwa reformasi pemerintahan Presiden Donald Trump dapat mencipakan kemakmuran ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
MBS adalah pemimpin de facto Saudi, negara yang merupakan eksportir minyak terbesar di dunia. Dia menyampaikan janji itu kepada Trump melalui panggilan telepon setelah pelantikan Presiden AS yang ke 47 tersebut.
1. Investasi dan perdagangan Saudi ke AS berpotensi lebih dari yang dijanjikan
Panggilan telepon dari MBS kepada Trump merupakan panggilan pertama Presiden AS dengan pemimpin asing sejak dilantik pada Senin (20/1/2025).
“Putra mahkota menegaskan niat kerajaan untuk memperluas investasi dan perdagangannya dengan AS selama empat tahun ke depan, sebesar 600 miliar dolar (Rp9.729 triliun dan berpotensi lebih dari itu,” kata kantor berita Saudi, dikutip Associated Press.
Namun laporan tersebut tidak memberi penjelasan rinci di sektor mana investasi akan dilakukan. AS sendiri telah lama memiliki ketergantungan dengan minyak Saudi. Dana Saudi juga telah mengambil saham besar di bisnis AS, sambil melirik sektor olahraga.
Baca Juga: Sugiono Bertemu Menlu Finlandia dan Arab Saudi di Davos
Baca Juga: Sugiono Bertemu Menlu Finlandia dan Arab Saudi di Davos
2. Trump akan jadikan Saudi sebagai negara pertama dalam kunjungan luar negeri
Ketika Trump menjabat sebagai Presiden AS di periode pertama (2017-2021), dia membina hubungan dekat dengan negara-negara Teluk. Saudi saat itu menginvestasikan dua miliar dolar (Rp32,4 triliun) di perusahaan yang dibentuk menantu Trump, Jared Kushner.
Dilansir Reuters, Trump yang baru saja dilantik untuk jabatan keduanya, mengatakan bahwa dia akan mempertimbangkan Saudi sebagai tujuan pertama kunjungan luar negeri. Ini jika Riyadh sepakat membeli produk AS senilai 500 miliar (Rp8,1 triliun).
“Saya melakukannya dengan Arab Saudi terakhir kali (2017) karena mereka setuju untuk membeli produk kami senilai 450 miliar dolar (Rp7,2 triliun). Saya katakan saya akan melakukannya (lagi) tetapi Anda harus membeli produk AS, dan mereka setuju untuk melakukannya,” kata Trump.
Baca Juga: Profil Sulaiman Al Rajhi, Miliarder Arab Saudi yang Relakan Hartanya
Baca Juga: Profil Sulaiman Al Rajhi, Miliarder Arab Saudi yang Relakan Hartanya
3. Kemitraan pengembangan ekonomi, termasuk AI
Selain Trump, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, juga melakukan panggilan telepon dengan MBS pada Kamis (23/1/2025). Dia mengatakan bahwa panggilan itu membahas Suriah, Lebanon, dan ancaman yang ditimbulkan Iran dan proksinya.
“Mereka juga membahas manfaat kemitraan ekonomi AS-Saudi dan peluang untuk mengembangkan ekonomi mereka di berbagai bidang termasuk AI,” kata juru bicara Rubio, dikutip AFP.
Hubungan AS-Saudi terus mengalami dinamika. AS yang bergantung dengan minyak Saudi dan di sisi lain, Riyadh bergantung pada produk senjata AS.
Selama bertahun-tahun, Saudi juga disebut telah berunding dengan pemerintahan Joe Biden terkait kesepakatan lebih luas untuk mengakui Israel secara diplomatis. Imbalannya adalah perlindungan pertahanan dari AS dan dukungan lainnya.
Baca Juga: Donald Trump Yakin Arab Saudi Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel
Baca Juga: Donald Trump Yakin Arab Saudi Akan Normalisasi Hubungan dengan Israel