KOMPAS.com – Lini masa media sosial X (Twitter) diramaikan dengan unggahan warganet yang menyebut bahwa konsumsi kerang dara berbahaya.
Twit itu mulanya diunggah oleh akun X @friedelc**** pada Kamis (23/1/2025). Kemudian beredar dan dikomentari oleh beberapa warganet, salah satunya akun @taegu***.
Dalam cuitannya, pemilik akun X @taegu*** menuliskan bahwa mengonsumsi kerang dara yang hidup di daerah limbah logam dapat berisiko kanker.
“Blajar biologi-ekologi kmu akan tau knp alasannya Kerang dara trmasuk hewan bioakumulasi. Trgantung tmpat hidupnya. Kl misal di daerah yg dilewatin limbah logam, bisa bahaya. Krna dia nyerap logam berat (Hg, Pb). Kl dikonsumsi brlebihan+jangka panjang, bisa berisiko kanker,” tulisnya.
Lantas, benarkah kerang dara berbahaya untuk dikonsumsi?
Baca juga: 3 Ton Disebar, Bagaimana Kulit Kerang Hijau Bisa Jernihkan Teluk Jakarta?
Kerang dara mengandung logam berat?
Peneliti pascapanen perikanan di Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) BRIN, Bakti Sedayu mengatakan, kerang merupakan “filter feeder”, yaitu hewan yang cara makannya dengan menyaring partikel-partikel kecil dari tempat hidupnya.
“Jadi kerang juga sering dijadikan indikator kualitas perairan di mana mereka hidup, jika ada cemaran, misalkan logam berat, biasanya juga ditemukan di tubuh kerang tersebut,” ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (25/1/2025).
“Ini karena tubuh kerang mengakumulasi partikel-partikel yang disaring di tubuhnya,” tambahnya.
Oleh karena itu, kata Bakti, penting untuk mengonsumsi kerang yang berasal dari perairan yang bersih atau bukan daerah yang tercemar seperti perairan yang banyak industrinya.
Pasalnya, cemaran di perairan tersebut akan tersaring oleh sistem pencernaan kerang dan terakumulasi di tubuhnya.
Baca juga: Benarkah Kerang Bisa Bersihkan Pencemaran di Air?
Bahaya makan kerang yang tercemar logam berat
Bakti mengungkapkan, kerang yang tercemar bakteri patogen dapat menghasilkan toksin atau racun yang bisa menyebabkan efek samping pada kesehatan tubuh.
Efek samping jangka pendek dapat menyebabkan sakit perut, diare, atau mual dan muntah.
“Sedangkan risiko jangka panjang akibat konsumsi bahan makanan yang tercemar logam berat yaitu kanker, gangguan atau kerusakan organ seperti ginjal, hati dan kardiovaskular, serta gangguan syaraf,” jelasnya.
Adapun untuk membedakan antara kerang yang tercemar atau tidak, salah satunya dengan cara mencium aroma kerangnya.
“Mungkin bisa dicek dengan mencium bau kerangnya. Jika terkena cemaran mungkin baunya lebih busuk/menyengat atau bau cemaran. Sedangkan yang segar baunya air laut atau kerang segar, dan cangkang kerang segar mungkin lebih bersih, banyak kotoran atau berlendir,” kata Bakti.
Cara mengurangi risiko cemaran bahan logam di kerang
Untuk mengurangi resiko cemaran dalam tubuh kerang, salah satu tekniknya adalah dengan cara depurasi kerang, yaitu kerang dibiarkan beberapa waktu di air dalam tangki/bak-bak yang berisi air laut bersih yang dikontrol dengan aerasi dan pengatur suhu agar tetap hidup.
Cara ini, menurut Bakti, dapat membuat kotoran dan bakteri-bakteri patogen yang terakumulasi dalam tubuh kerang bisa keluar/berkurang.
Secara umum, risiko keamanan mengonsumsi kerang adalah cemaran kimia dan bakteri patogen (beberapa menghasilkan toksin). Sehingga sebelum dikonsumsi harus diketahui terlebih dahulu bagaimana kondisi perairan kerang tersebut.
Selain itu, kerang harus disimpan di suhu dingin agar bakteri yang ada tidak berkembang selama penyimpanan.
“Kerang juga perlu dimasak dengan suhu yang cukup untuk menghindari resiko keracunan,” kata Bakti.
Baca juga: Tahukah Anda, Ternyata Kerang Punya 100 Mata!