JAYAPURA, KOMPAS.com – Kepolisian Resor (Polres) Nabire mengungkapkan kronologi kematian Norlince Pekei (37), seorang perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nabire, Papua Pegunungan, yang terjadi pada Kamis (2/1/2025) saat ia hendak dirawat.
Kapolres Nabire, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Samuel Tatiratu, menjelaskan bahwa pada hari kejadian sekitar pukul 07.30 WIT, korban bersama anaknya, Maria Pakage (5), berangkat dari rumah di Kalibobo menuju Pasar Pagi, Kelurahan Wonorejo, Kabupaten Nabire, untuk membeli sarapan.
“Sesampai di pasar pagi, korban membeli tiga jenis sarapan, yaitu nasi kuning lauk ayam, nasi goreng lauk ikan, dan kue,” ujarnya dalam keterangan pers di Polres Nabire pada Kamis (16/1/2025).
Baca juga: Polres Nabire Didesak Umumkan Uji Lab Kematian Perawat RSUD Deiyai
Samuel melanjutkan, sekitar pukul 08.15 WIT, korban dan anaknya kembali ke rumah.
Setibanya di rumah, suami korban, Ferry Pakage, mengambil beberapa potong kue yang dibeli oleh korban sebelum kembali ke lantai dua.
Korban kemudian bersama anaknya makan nasi kuning dan nasi goreng di meja makan.
Tak lama setelah itu, suami korban mendengar teriakan korban dan segera turun untuk memeriksa.
“Saat itu korban mengeluh bahwa napasnya sudah sampai ulu hati dan tidak bisa bernapas lagi,” kata Samuel menirukan ucapan korban kepada suaminya.
Lalu, korban meminta suaminya untuk membawanya ke RSUD Nabire.
Sebelum berangkat, korban mengalami gejala seperti mencret dan kencing di celana.
Ia lalu diantar suaminya menggunakan motor ke rumah sakit.
Baca juga: Kisah Rivaldy, Pemuda Asal Nabire Lulus dari FK UGM dengan IPK 3,30
Setibanya di RSUD Nabire, korban dan suaminya bertemu dengan dokter jaga di Instalasi Gawat Darurat (IGD), dr Nadia.
Setelah pemeriksaan, diketahui bahwa saturasi oksigen dan denyut nadi korban sangat rendah.
“Korban diminta untuk masuk ke ruangan tindakan, namun sebelum sampai di tempat tidur, ia terjatuh.”
“Saat dilakukan tindakan medis, denyut nadi korban sudah tidak terdeteksi, sehingga dinyatakan meninggal dunia,” ujar Samuel.
Lalu, korban dibawa ke kamar jenazah untuk dilakukan visum luar.
Dokter Jaga IGD RSUD Nabire, dr Nadya T Najib, menjelaskan bahwa pada pukul 10.00 WIT, pasien Norlince Pekei datang dalam keadaan sesak napas berat.
“Saat itu, saya langsung melakukan pemeriksaan dan menemukan saturasi oksigen hanya 35 persen dan denyut nadi 140, sehingga pasien ini dalam keadaan emergensi,” ungkapnya.
Nadya menambahkan, saat pasien dibawa ke tempat tidur, ia terjatuh dan sudah mengalami henti jantung saat diperiksa.
“Saya melakukan pompa jantung dan memberikan bantuan oksigen. Saat dilakukan pompa jantung, muncul buih atau busa dari mulut dan hidung pasien,” katanya.
Pada pukul 12.20 WIT, Nadya melakukan pemeriksaan jenazah dan menemukan tanda-tanda gagal napas, seperti kebiruan pada bibir dan jari tangan serta kaki.
Baca juga: Pembunuh Dokter Paru di Nabire Ditangkap, Pelaku Ternyata Petugas Cleaning Service RSUD
“Untuk penyebab kematian tidak dapat ditentukan, karena tidak dilakukan pemeriksaan dalam atau autopsi,” lanjut Nadya.
Hasil pemeriksaan makanan dan minuman oleh Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura menunjukkan bahwa kematian pasien bukan disebabkan oleh keracunan makanan.
Hal ini disampaikan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD Nabire, dr Ummul, dalam konferensi pers yang berlangsung bersamaan dengan Kapolres Nabire dan jajaran Polres Nabire.
“Dari hasil pengujian makanan, tidak ditemukan mikroba patogen yang diduga sebagai sumber atau penyebab pangan yang dapat menimbulkan masalah kesehatan,” ungkapnya.
Ummul menjelaskan bahwa Balai Laboratorium Kesehatan Jayapura melakukan pemeriksaan terhadap tiga botol sampel air dan tiga jenis sampel makanan, yakni nasi campur, sambal, dan kue.
“Kesimpulan yang saya tarik setelah menerima anamnesa dari dokter IGD dan hasil pemeriksaan laboratorium adalah penyebab kematian pasien tidak ada hubungan dengan keracunan,” tutupnya.