KOMPAS.com – Muslim di Indonesia akan memperingati Isra Miraj pada Senin (27/1/2025).
Menurut The Story of Prophet Muhammad Night Journey (Isra Miraj) from Earth to Heaven in Islam (2016) karya Muham Dragon Sakura, Isra Miraj adalah dua perjalanan Nabi Muhammad SAW yang terjadi dalam satu malam.
Peristiwa ini kemudian diperingati setiap 27 Rajab berdasarkan penanggalan Hijriah.
Secara etimologi, Isra Miraj berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yakni “isra” yang artinya perjalanan di malam hari, dan “miraj” yang berarti kenaikan.
Baca juga: Libur Isra Miraj dan Imlek 2025 Berapa Hari? Berikut Jadwal SKB 3 Menteri
Perjalanan Isra Miraj
Perjalanan Isra Miraj ditempuh oleh Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Dalam perjalanannya itu, Rasulullah SAW dinaikkan ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha untuk menerima perintah shalat 5 waktu.
Isra Miraj sendiri sebenarnya terdiri dari dua bagian perjalanan, yaitu Isra dan Miraj.
Peristiwa Isra adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari kabah di Mekah ke Masjid Al Aqsa di Yerusalem yang ditempuh dengan mengendarai buraq dalam semalam.
Umumnya, perjalanan tersebut membutuhkan satu bulan dengan menggunakan kuda atau unta.
Sedangkan Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad dari Masjid Al Aqsa menuju ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.
Di sinilah, Rasulullah mendapat perintah agar mengajarkan umat Islam shalat 5 waktu.
Kisah Isra Miraj Nabi Muhammad termaktub di dalam kitab suci umat Islam, Al Quran, khususnya di surat Al-Isra.
Baca juga: Kapan Isra Miraj 2025? Ini Jadwal dan Tanggal Liburnya
Isra Miraj terjadi dalam satu malam
Dijelaskan dalam QS Al Isra’ ayat 1, perjalanan Isra Miraj terjadi di malam hari.
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sungguh Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Dikutip dari NU Online, ada beberapa alasan mengapa Isra Miraj terjadi pada malam haru.
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Al-Ayatul Kubra fi Syarhi Qisshatil Isra menjelaskan, malam hari merupakan waktu yang sunyi sehingga dinilai sebagai saat yang pas untuk berkhalwat atau menyendiri guna mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Alasan berikutnya, malam hari adalah waktu yang diwajibkan untuk melakukan shalat. Malam hari juga merupakan waktu yang mulia.
Hal ini sebagaimana pernah dijelaskan dalam surat Al-Muzzammil ayat 2 yang artinya, “Dirikanlah shalat di malam hari, kecuali sedikit.”
Selain itu, malam hari juga dikaitkan terhadap kepercayaan pada hal-hal ghaib, hal-hal yang tidak bisa dicerna oleh akal.
Selain itu, malam hari kerap menjadi waktu yang tepat untuk berkumpulnya seseorang dengan orang yang dikasihinya. Itulah sebabnya, Allah SWT memberangkatkan Nabi Muhammad untuk Isra Miraj pada malam hari.
Beberapa wahyu yang diturunkan Allah SWT juga terjadi di malam hari.
Dalam Al Quran surat Al Furqan ayat 47, malam hari merupakan waktu yang tepat untuk menyegarkan pikiran dengan beristirahat. Sedangkan di pagi hari adalah waktu untuk mencari penghasilan.
Baca juga: Kapan Isra Miraj 2025? Ini Jadwal dan Tanggal Liburnya
Abu Bakar orang pertama yang menerima Isra Miraj
Setelah melakoni perjalanan Isra Miraj, Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah dan menceritakan kisahnya.
Namun, kisah tersebut tidak diterima dengan mudah oleh pengikutnya meski Rasulullah SAW sudah memberikan berbagai bukti.
Adalah Abu Bakar yang menjadi orang pertama yang menerima dan mempercayai perjalanan Isra Miraj.
Sahabat Nabi itu juga menjadi golongan orang pertama yang masuk Islam. Setelah Rasulullah SAW wafat, Abu Bakar menggantikannya sebagai khalifah pertama untuk memimpin umat Islam.