TRENGGALEK, KOMPAS.com – Kapolres Trenggalek, AKBP Indra Ranudikarta, mengadakan mediasi antara dua tokoh pengurus perguruan silat pasca perusakan kantor Polsek Watulimo yang terjadi pada Senin (21/01/2025).
Mediasi ini bertujuan untuk menjaga kedamaian dan ketertiban di wilayah tersebut.
Dalam pertemuan yang berlangsung pada Jumat (24/01/2025) di ruang Roestamadji Mapolres Trenggalek, Kapolres menghadirkan Ketua Pencak Silat Nahdatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Trenggalek, Amin Tohari, dan Ketua Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti, Arif Wibisono.
Kapolres berharap pertemuan ini dapat menjadi momentum untuk memperbaiki hubungan antar perguruan silat dan mendorong situasi yang aman dan kondusif.
“Intinya, harus bisa saling menjaga situasi antar perguruan pencak silat. Mari kita jadikan peristiwa ini sebagai momentum untuk memperbaiki hubungan antar perguruan dan membangun komitmen bersama untuk menjaga kedamaian,” ujar Kapolres Indra.
Baca juga: Suami Ketiga Korban Mutilasi dalam Koper di Ngawi Tak Datang di Pemakaman Istrinya
Kapolres juga mengimbau agar semua anggota perguruan silat dapat menahan diri dan tidak melakukan tindakan yang dapat memicu gesekan atau pelanggaran hukum.
“Terkait dengan penanganan permasalahan hukum, percayakanlah kepada kami. Dan siapa saja yang terlibat melakukan tindak pidana, proses hukum kita laksanakan,” tegasnya.
Ketua PSNU Pagar Nusa Trenggalek, Amin Tohari, mengecam keras aksi perusakan yang terjadi di Polsek Watulimo.
Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam peristiwa tersebut dan menolak tindakan anarkistis.
“Kami mengecam keras tindakan yang seperti itu (anarkis), dan yang dilakukan oleh siapa pun,” ungkapnya.
Amin juga menambahkan bahwa tidak ada instruksi untuk mengumpulkan massa atau melakukan unjuk rasa di Polsek.
Ia menjelaskan bahwa massa yang datang pada saat itu lebih banyak berasal dari luar kabupaten Trenggalek dan luar kecamatan Watulimo.
Sementara itu, Arif Wibisono, ketua IKSPI Kera Sakti Trenggalek, menyatakan komitmennya untuk mendukung upaya kepolisian dalam menciptakan suasana yang kondusif pasca perusakan.
“Kami menyadari bahwa kejadian gesekan yang sempat terjadi di Watulimo beberapa waktu lalu bukanlah sesuatu yang kita harapkan bersama,” katanya.
Sebelumnya, ratusan pesilat mendatangi kantor Polsek Watulimo dengan membawa atribut komunitas pencak silat dan mendesak petugas untuk membebaskan salah satu rekannya yang ditangkap karena kasus kekerasan.
Aksi tersebut berujung pada perusakan kantor Polsek dan menyebabkan tiga polisi mengalami luka-luka.
Saat ini, petugas telah menetapkan sembilan orang tersangka terkait perusakan tersebut, dan kasus ini ditangani oleh Polda Jatim.
Kapolres Indra menambahkan bahwa penyelidikan dan pengembangan kasus akan terus dilakukan.
“Polisi terus melakukan penyelidikan dan pengembangan,” tuturnya.