Pariwisata Halal : Membangun Jiwa Hospitality agar Tamu Kembali

  • Share

Industri pariwisata halal berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran wisatawan akan kebutuhan mereka selama perjalanan. Membangun hospitalitas yang baik dalam konteks wisata halal bukan hanya tentang menyediakan fasilitas yang sesuai dengan syariat Islam, tetapi juga tentang menciptakan pengalaman yang ramah, nyaman, dan berkesan bagi wisatawan muslim.

Hospitality adalah sebuah konsep yang luas dan kompleks, mencakup berbagai aspek interaksi antara tuan rumah dan tamu. Secara sederhana. Hospitality dapat diartikan sebagai keramahtamahan dan pelayanan yang diberikan kepada tamu yang mencerminkan sikap, nilai, dan budaya yang diwujudkan dalam tindakan nyata. Penyediaan layanan yang ramah dan murah hati kepada tamu (Lillicrap).”

Industri pariwisata halal menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, namun masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satu masalah utama adalah kurangnya pemahaman yang komprehensif tentang konsep wisata halal di kalangan pelaku industri pariwisata. Banyak yang masih menganggapnya sebatas penyediaan makanan halal, padahal cakupannya lebih luas, termasuk fasilitas ibadah, layanan yang ramah muslim, dan lingkungan yang mendukung nilai-nilai Islam.

Salah satu tantangan dalam membangun wisata halal dalah memiliki tenaga kerja yang terlatih dalam bidang pariwisata halal dan promosi yang efektif untuk menarik wisatawan. Potensi besar wisata halal harus dibangun secara optimal, perlu upaya kolektif dari berbagai pihak untuk mengatasinya.

Jenis Industri Hospitality

Industri hospitality mencakup berbagai sektor yang menawarkan layanan kepada konsumen, dan dapat dikelompokkan menjadi empat jenis utama.

Pertama, food & beverage (makanan & minuman), yang meliputi restoran, kafe, bar, dan layanan katering, berfokus pada penyediaan makanan dan minuman serta pengalaman bersantap yang menyenangkan.

Kedua, travel and tourism (perjalanan dan pariwisata), yang melibatkan agen perjalanan, maskapai penerbangan, hotel, dan operator tur, memfasilitasi perjalanan dan akomodasi bagi wisatawan.

Ketiga, lodging/penginapan, yang mencakup hotel, motel, apartemen, dan homestay, menyediakan tempat tinggal sementara bagi wisatawan atau pengunjung.

Keempat, rekreasi, yang meliputi taman hiburan, pusat kebugaran, bioskop, dan tempat wisata lainnya, menawarkan kegiatan hiburan dan rekreasi bagi masyarakat. Keempat jenis industri ini saling terkait dan berkontribusi pada pengalaman hospitality yang menyeluruh bagi konsumen (M.Fahmi, PHM Hotels)

Jenis Produk Hospitality

Dalam industri hospitality, produk yang ditawarkan dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama:

Tangible, komponen produk nyata, meliputi fasilitas fisik seperti kamar hotel, restoran, kolam renang, dan peralatan rekreasi. Ini adalah aset yang dapat dilihat, disentuh, dan digunakan oleh pelanggan.

Intangible adalah layanan dan pengalaman yang diberikan oleh staf, seperti keramahan, kebersihan, kecepatan pelayanan, dan personalisasi. Komponen ini tidak berwujud, tetapi sangat penting dalam menciptakan kesan positif dan membangun loyalitas pelanggan.

Konsumen mengharapkan untuk memperoleh pelayanan /service yang maksimal dari para penyedia jasa dengan kualitas service yang memuaskan atau bahkan melebihi ekspektasi mereka.

Unsur Pelayanan

Konsumen mengharapkan untuk memperoleh pelayanan /service yang maksimal dari para penyedia jasa dengan kualitas service yang memuaskan atau bahkan melebihi ekspektasi mereka. Pelayanan yang berkualitas dalam industri hospitality dibangun di atas beberapa unsur penting.

Keramahtamahan adalah fondasi utama, menciptakan suasana hangat dan menyambut bagi setiap tamu.

Kesopanan, tercermin dalam penggunaan bahasa yang baik, sikap yang hormat, dan perhatian terhadap kebutuhan tamu.

Keakraban, menciptakan hubungan yang lebih personal, membuat tamu merasa dihargai dan nyaman seperti di rumah sendiri. Namun, keakraban ini harus tetap dibatasi oleh profesionalisme. Yang tak kalah penting adalah saling menghormati, baik antar staf maupun antara staf dan tamu.

Menghormati perbedaan budaya, keyakinan, dan preferensi setiap individu adalah kunci untuk memberikan pengalaman hospitality yang inklusif dan positif. Kombinasi dari unsur-unsur ini akan menciptakan pelayanan yang berkesan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Membangun Jiwa Hospitality

Hal-hal dasar yang harus di penuhi untuk memberikan pelayanan yang maksimal, antara lain :

Harus memahami bahwa industry hospitality ada karena adanya tamu dan kualitas pelayanan adalah hal terpenting dalam industry hospitality.

Memahami product knowledge dan informasi pendukung lainnya untuk memberikan pelayanan yang maksimal.

Mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup dalam hard skill, soft skill dan body Language (Bahasa Tubuh)

Kompetensi dalam Pelayanan

Untuk memberikan pelayanan yang baik kapada tamu, tidak cukup hanya dengan mengandalkan kualitas produk, akomodasi dan lokasi (M.Fahmi, PHM Hotels)

Passionate, Penuh Semangat

Semangat dan kepedulian yang dicurahkan dalam memberikan pelayanan akan membuat perbedaan dalam cara pandang diri terhadap pekerjaan.  Dedikasi penuh gairah mendorong kita memberikan yang terbaik, melampaui harapan pelanggan, menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.  

Saat bekerja dengan antusiasme, pekerjaan tidak lagi terasa sebagai beban, melainkan kesempatan berkontribusi memberikan dampak positif.  Energi positif ini akan terpancar, dirasakan pelanggan, yang berujung peningkatan kepuasan serta loyalitas mereka.  Lebih dari itu,  semangat dalam bekerja juga akan meningkatkan rasa percaya diri dan kebanggaan terhadap profesi yang dijalani.

Progressive, Aktif dan Agresif

Sikap progressive, aktif, dan agresif adalah kunci untuk memberikan pelayanan yang unggul.  Terus mencari cara-cara baru dan inovatif untuk meningkatkan kualitas layanan dan gaya personal.  Sikap aktif mendorong kita untuk proaktif mengidentifikasi peluang perbaikan dan tidak hanya menunggu masalah muncul. 

Berani mengambil tindakan dan menerapkan perubahan yang diperlukan, bahkan jika itu berarti keluar dari zona nyaman.

Kombinasi ketiga sikap ini memungkinkan kita untuk tidak hanya mengikuti tren, namun juga menciptakan tren baru, memberikan pengalaman lebih baik kepada pelanggan, untuk  meningkatkan daya saing di industri ini.

Proactive, Bersikap Proaktif

Dalam era persaingan yang ketat, penyedia layanan hospitality harus selalu progressive, yaitu berani berpikir maju dan mencari cara-cara baru yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Sikap aktif diperlukan untuk mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan dan agresif dalam menerapkan perubahan.

Hal ini berarti tidak hanya mengikuti tren, tetapi juga berani menciptakan tren baru yang dapat memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Upaya proaktif dalam mencari umpan balik dari pelanggan, melakukan riset pasar, dan mengikuti perkembangan teknologi adalah kunci untuk tetap relevan dan kompetitif.

Dengan terus berinovasi dan meningkatkan diri, penyedia layanan dapat memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan dan memperkuat posisi mereka di pasar

Positive, Bersikap Positif

Senyum adalah bahasa universal yang dipahami semua orang.  Bersikap positif bukan hanya tentang menampilkan wajah ceria, tetapi juga tentang memancarkan energi positif yang menular.  Keramahan dan optimisme dapat mengubah suasana interaksi dengan tamu secara signifikan. 

Sikap positif menciptakan kesan yang baik, membangun hubungan yang lebih hangat, dan membantu meredakan ketegangan dalam situasi yang sulit.  Ketika staf melayani dengan senyum dan semangat positif, tamu akan merasa dihargai dan nyaman, yang pada akhirnya meningkatkan kepuasan mereka. 

Penting bagi setiap individu dalam industri hospitality untuk menjaga sikap positif, karena hal tersebut merupakan kunci penting dalam memberikan pelayanan yang berkesan dan menciptakan pengalaman yang menyenangkan bagi para tamu.

Emphaty, Bersikap Empati

Empati adalah kemampuan untuk memahami atau merasakan apa yang dialami orang lain dari sudut pandang mereka sendiri, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. 

Dalam konteks hospitality, bersikap empati berarti benar-benar mendengarkan dan memahami kebutuhan, keinginan, dan bahkan kekhawatiran tamu.  Ini melibatkan kemampuan untuk melihat situasi dari perspektif tamu, bukan hanya dari perspektif kita sendiri. Dengan berempati, kita dapat memberikan pelayanan yang lebih personal, relevan, dan efektif. 

Empati memungkinkan kita untuk mengantisipasi kebutuhan tamu, menawarkan solusi yang tepat, dan menciptakan pengalaman yang positif dan berkesan bagi mereka.  Lebih dari sekadar bersikap sopan, empati membangun koneksi yang lebih dalam dengan tamu, membuat mereka merasa dihargai dan dimengerti.

Membangun hospitality berbasis wisata halal bukanlah sekadar memenuhi standar formal, namun lebih dari itu, menciptakan pengalaman yang berkesan dan bermakna bagi wisatawan Muslim. Dengan memahami kebutuhan unik wisatawan Muslim, menerapkan prinsip-prinsip keramahan yang Islami, dan terus berinovasi dalam meningkatkan kualitas layanan, pelaku industri pariwisata dapat tidak hanya menarik wisatawan Muslim, tetapi juga membangun loyalitas dan citra positif di mata dunia. Investasi dalam pengembangan hospitality berbasis wisata halal adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan manfaat besar bagi pertumbuhan industri pariwisata secara keseluruhan.

  • Share