KOMPAS.com – Pemerintah Arab Saudi pada Rabu (5/2/2025) menegaskan kembali pendiriannya mereka, bahwa tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa pembentukan negara Palestina.
“Arab Saudi akan terus berupaya tanpa henti untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sebelum itu terwujud,” ungkap Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam sebuah pernyataan di X.
Pernyataan tersebut muncul setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan keyakinannya bahwa normalisasi hubungan dengan kerajaan Teluk itu akan terwujud.
“Tidak hanya memungkinkan, tetapi saya pikir itu akan terjadi,” ucap Netanyahu, dikutip dari AFP.
Baca juga: Donald Trump Ingin Ambil Alih Jalur Gaza dan Menjadikannya sebagai “Riviera Timur Tengah”
Netanyahu saat itu berbicara ketika sedang berkunjung ke Gedung Putih dan ditemani Donald Trump, sosok yang pada 2020 menjadi perantara perjanjian normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab (UEA), Maroko, dan Bahrain melalui Abraham Accords.
Perjanjian Abraham sempat meningkatkan harapan akan terjalinnya hubungan serupa dengan Arab Saudi, yang merupakan ekonomi terbesar di dunia Arab dan penjaga dua situs paling suci dalam Islam.
Arab Saudi sendiri tidak mengakui Israel, tetapi sejak 2020 telah menegosiasikan pemulihan hubungan dengan imbalan pakta pertahanan AS dan bantuan Washington dalam program nuklir sipil.
Presiden Amerika Serikat (AS) saat ini, Donald Trump, dan pendahulunya, Joe Biden, telah dikenal sebagai sosok yang mendukung upaya normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Namun, Arab Saudi menghentikan pembicaraan awal terkait normalisasi ini setelah perang Hamas-Israel di Jalur Gaza meletus dan semakin memperkeras sikapnya seiring berlanjutnya konflik di wilayah Palestina itu.
Di sisi lain, Pemerintah Netanyahu hingga kini masih menentang solusi dua negara yang didukung oleh komunitas internasional.
Baca juga: Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Mesir dan Yordania, Ini Tanggapan Hamas dan Israel