Negara Paling Banyak Terima Barang dari Indonesia

  • Share
Negara Paling Banyak Terima Barang dari Indonesia

Jakarta, IDN Times – Ekspor Indonesia sepanjang Januari-November 2024 mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai ekspor Indonesia tercatat sebesar 241,25 miliar dolar AS, meningkat 2,06 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Pencapaian ini menunjukkan bahwa produk Indonesia semakin kompetitif di pasar global, terutama dalam sektor industri pengolahan.

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menekankan bahwa pertumbuhan ekspor ini tidak hanya menguntungkan perekonomian nasional, tetapi juga memperkuat hubungan perdagangan Indonesia dengan mitra-mitra internasional. Kelima negara terbesar yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia sepanjang 2024 adalah China, Amerika Serikat, India, Jepang, dan Malaysia.

“Ekspor kita masih sangat kuat ke negara-negara besar ini. Ini menandakan bahwa produk Indonesia semakin mendapat tempat di pasar global,” ujar Budi Santoso.

Negara mana saja yang menjadi tujuan ekspor paling besar sehingga paling banyak menerima barang dari Indonesia? Berikut daftarnya!

Baca Juga: Ekspor Perdana 7,6 Ton Ikan Kerapu Hidup dari Kota Tual ke Hong Kong 

Baca Juga: Ekspor Perdana 7,6 Ton Ikan Kerapu Hidup dari Kota Tual ke Hong Kong 

1. Negara pengimpor produk Indonesia terbanyak

Dilansir dari bps.go.id, dalam laporan Kemendag, tercatat lima negara dengan angka ekspor tertinggi dari Indonesia sepanjang tahun 2024, di antaranya:

1. China

China tetap menjadi mitra dagang terbesar Indonesia, menyerap berbagai produk unggulan, seperti elektronik dan tekstil. Pada 2023, nilai ekspor Indonesia ke China mencapai 64,93 miliar dolar AS. Valuasi itu menempatkan China sebagai tujuan ekspor Indonesia terbesar.

Produk andalan Indonesia untuk diekspor ke China adalah paduan besi ferro alloy, lignit, batu bara, nikel, dan gas petroleum. Di masa pemerintahan Presiden Prabowo, diperkirakan hubungan dagang Indonesia dan China akan semakin erat pada tahun-tahun mendatang.

2. Amerika Serikat

AS menjadi negara kedua terbesar setelah China, dengan meningkatnya permintaan terhadap produk-produk berbasis kelapa sawit dan hasil pertanian Indonesia. Ekspor Indonesia dengan tujuan Amerika Serikat mencapai 23,25 miliar dolar AS pada 2023.

Nilai itu menjadikan negara serikat itu berada di posisi kedua sebagai tujuan ekspor terbesar Indonesia. Produk ekspor ke Amerika Serikat didominasi oleh minyak kelapa sawit, ban karet, dan tekstil.

Indonesia dan Amerika Serikat sendiri telah berdagang sejak lama, yang diperkuat dengan hubungan diplomatiknya. Pada 2024, kedua negara ini telah berhubungan diplomatik selama 75 tahun.

3. India

India selalu berada dalam daftar lima besar, menjadi tujuan utama ekspor produk mineral dan tekstil. Jepang menjadi tujuan ekspor terbesar ketiga Indonesia pada 2023, dengan nilai ekspor sebesar 20,79 miliar dolar AS. Produk yang paling banyak diekspor Indonesia ke Negeri Sakura itu adalah batu bara, bijih tembaga, dan gas petroleum.

Hubungan dagang di antara Indonesia dan Jepang diperkuat dengan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Dengan berlakunya IJEPA, terdapat beberapa aspek hambatan perdagangan bilateral yang diringankan, seperti tarif bea masuk dan kebijakan kuota.

Pada 2024 telah ditandatangani perubahan protokol IJEPA. Dengan amandemen ini, Kementerian Perdagangan merilis harapan peningkatan nilai ekspor sebesar 58-60 persen di 2028.

4. India

Pada 2023, India menjadi tujuan ekspor Indonesia terbesar keempat, senilai 20,29 miliar dolar AS. Produk ekspor Indonesia yang diandalkan ke India adalah batu bara, minyak kelapa sawit, dan bijih tembaga.

Khusus komoditas minyak kelapa sawit, India bahkan menjadi tujuan ekspor utama Indonesia. Ekspor sawit ke India mencapai 5,97 juta ton dengan nilai 5 miliar dolar AS pada 2023. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk mengelola produk di pasar India secara intensif.

5. Singapura

Negara tetangga Indonesia ini menjadi negara tujuan ekspor terbesar kelima pada 2023, dengan nilai ekspor sebesar 12,61 miliar dolar AS. Produk yang paling banyak diekspor Indonesia ke Singapura adalah gas petroleum, komponen elektronik dan permesinan, serta petroleum olahan (refined petroleum).

 Tidak hanya terbatas pada hubungan ekspor-impor, Singapura juga merupakan investor luar negeri terbesar di Indonesia. Nilainya mencapai 3,4 miliar dolar AS pada 2023. Oleh karena itu, Singapura merupakan salah satu mitra perekonomian yang vital bagi Indonesia.

2. Peningkatan surplus neraca perdagangan

Pada 2024, Indonesia berhasil mencatatkan surplus neraca perdagangan yang cukup besar. Berdasarkan data yang dirilis, surplus neraca perdagangan Indonesia sepanjang Januari-November 2024 tercatat mencapai 28,86 miliar dolar AS. Pencapaian ini menunjukkan bahwa sektor ekspor Indonesia berperan penting dalam mendongkrak perekonomian dan stabilitas devisa negara.

Secara keseluruhan, ekspor Indonesia mengalami kenaikan sebesar 1,86 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini menjadi indikasi bahwa sektor perdagangan internasional Indonesia terus berkembang meskipun terdapat tantangan global.

3. Target ekspor Indonesia 2025 dan diplomasi perdagangan

Kontribusi terbesar terhadap ekspor Indonesia berasal dari sektor industri pengolahan. Produk-produk unggulan Indonesia seperti tekstil, furnitur, hingga produk berbasis kelapa sawit semakin banyak diminati di pasar internasional, Pemerintah melalui Kemendag menggarisbawahi pentingnya sektor UMKM dalam meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

Menteri Perdagangan menargetkan ekspor Indonesia pada 2025 mencapai USD 294,45 miliar, yang berarti kenaikan 7,1 persen dari nilai ekspor pada 2024. Pencapaian ini diharapkan tercapai berkat berbagai inisiatif yang dilakukan pemerintah, salah satunya dengan meningkatkan diplomasi perdagangan melalui perjanjian internasional, salah satunya adalah Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA), yang diharapkan selesai pada kuartal pertama 2025.

Mendag Budi Santoso juga optimistis Indonesia akan terus memperlihatkan pertumbuhan ekonomi yang stabil, dengan proyeksi pertumbuhan mencapai 5,1 persen hingga 5,2 persen pada 2025. Bahkan, pemerintah berharap Indonesia dapat mencapai angka pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, dengan target mencapai 8 persen pada 2029.

4. Peraturan pemerintah tentang e-commerce dan impor barang

Selain mendorong sektor ekspor, Indonesia juga mengatur arus barang impor, terutama melalui e-commerce. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) menetapkan larangan pembelian barang di luar negeri dengan nilai kurang dari Rp1,5 juta melalui e-commerce.

Tujuan peraturan ini adalah untuk melindungi produk dalam negeri, terutama dari sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), sehingga produk-produk dalam negeri lebih diprioritaskan untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Baca Juga: Ekspor Karet Sumsel Mendominasi Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Baca Juga: Ekspor Karet Sumsel Mendominasi Pertumbuhan Ekonomi Daerah

  • Share