SURABAYA, KOMPAS.com – Sejumlah biro perjalanan mendapat banyak pembatalan dan peningkatan tuntutan terhadap keselamatan perjalanan. Hal ini diyakini sebagai dampak dari maraknya kecelakaan yang melibatkan rombongan wisata dalam beberapa pekan terakhir.
Hal ini mengguncang industri biro perjalanan yang memicu kekhawatiran besar, terutama di kalangan sekolah dan instansi yang rutin mengadakan study tour.
Itong Suyanto, Marketing Area Surabaya Nakula Tour Travel mengakui, insiden kecelakaan baru-baru ini telah berimbas signifikan pada bisnis biro perjalanan, khususnya dari klien sekolah yang mendadak dibatalkan.
Baca juga: Ancaman Kecelakaan Bus Wisata dan Upaya Perbaikan Keselamatan
“Pengaruh jelas ada, apalagi dari klien dari kalangan sekolah yang akan menyelenggarakan study tour.”
“Tiba-tiba cancel dengan alasan aturan dari Pemda atau dari orangtua murid yang tidak memberikan izin kepada anaknya untuk mengikuti study tour keluar kota,” ujar pria asal Surabaya itu kepada Kompas.com.
“Kemarin saya bertemu dengan salah satu driver bus pariwisata, seharusnya membawa rombongan, tapi tiba-tiba dibatalkan akibat insiden sebelumnya,” imbuh dia.
Namun, Itong Suryanto menegaskan, dampaknya lebih terasa pada sektor pendidikan, sedangkan klien umum jarang membatalkan perjalanan. Biasanya, hanya menunda jadwal keberangkatan hingga situasi lebih kondusif.
Baca juga: Buntut Kecelakaan Bus Rombongan SMAN 1 Porong, Pemkab Sidoarjo Larang Outing Class
Sementara itu Muhammad Alif Habibie, owner travel Sultan Muda Trans, menilai bahwa meskipun dampaknya terasa, situasi ini tidak akan berlangsung lama.
Karena ada perubahan pola pikir konsumen, di mana mereka kini lebih kritis dalam mengevaluasi layanan yang diberikan oleh biro perjalanan.
Dengan meminta dokumen lengkap sebelum melakukan perjalanan, seperti STNK, buku KIR, izin operasional, serta validitas SIM sopir.
“Alhamdulillah, tidak ada pembatalan dari klien kami. Namun, mereka kini lebih teliti dalam memastikan kualitas layanan, seperti kondisi bus, pengawasan di lapangan, hingga legalitas biro perjalanan,” ujar pria yang biasa disapa Habibie itu.
“Dulu legalitas travel jarang dipertanyakan, tapi sekarang banyak yang mengecek keabsahan dokumen hingga menanyakan keaktifan SIM driver.”
Baca juga: Kecelakaan Bus Brimob, Rombongan SMAN 1 Porong Berangkat Pemotretan Album Kelulusan
“Kami memastikan semua legalitas lengkap agar pelanggan merasa aman dan percaya,” imbuh dia.
Kini baik, Nakula Tour Travel maupun Travel Sultan Muda Trans telah meningkatkan standar keamanan dan operasional mereka untuk mengantisipasi dampak buruk dari kecelakaan-kecelakaan sebelumnya.
Itong Suryanto menekankan, pihaknya hanya menggunakan armada yang usianya masih muda serta didukung oleh kru yang berpengalaman.
“Usia dan kelayakan armada yang akan digunakan dalam trip merupakan hal yang penting dari kami. Juga memberikan saran kepada pelanggan tujuan tempat wisata yang sesuai dan aman dikunjungi. SOP dan pengawasan juga menjadi hal penting bagi kami,” tutur dia.
Baca juga: Update Kecelakaan di Pantai Drini, Rombongan Siswa SMPN 7 Mojokerto Sudah Kembali ke Sekolah
Sedangkan Habibie mengungkapkan, setiap paket perjalanan di travelnya telah mencakup asuransi tambahan di luar Jasa Raharja. Selain itu, setiap keberangkatan selalu diawali dengan briefing bagi kru dan sopir.
“Kami tidak sekadar menawarkan harga murah, tetapi juga menjamin keselamatan pelanggan. Semua kru wajib menjalani briefing sebelum perjalanan, dan kami memastikan tidak ada tindakan ugal-ugalan di jalan,” kata pria asal Surabaya itu.
Termasuk pengawasan di lokasi wisata pun diperketat. Kru yang bertugas harus tetap aktif memantau peserta, bahkan saat acara bebas.
“Sering kali kru hanya melepas peserta begitu saja setelah tiba di lokasi, tapi kami memastikan ada pemantauan ketat selama acara berlangsung,” sambung dia.
Baca juga: Mobil Rombongan Guru dan Petugas Medis Alami Kecelakaan di Keerom, 1 Tewas
Dengan maraknya kecelakaan memang menciptakan trauma di kalangan rombongan wisatawan.
Peningkatan standar keamanan dan pelayanan, diharapkan kepercayaan pelanggan dapat segera pulih dan industri pariwisata bisa kembali berjalan normal seperti sedia kala.