JAKARTA, KOMPAS.com – Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan, penempatan kapal patroli hibah dari Jepang di Ibu Kota Nusantara (IKN) bertujuan untuk memperkuat pengamanan.
Menurut Ali, patrol boat tersebut nantinya akan digunakan TNI AL untuk meningkatkan skala patroli keamanan laut (Patkamla) di kawasan calon ibu kota negara tersebut.
“Kenapa ditempatkan di IKN? Karena memang saat ini di Balikpapan, di lanalnya, di lantamal, itu masih kurang untuk patrol boat,” ujar Ali kepada wartawan di Mabes TNI AL, Kamis (6/2/2025).
Baca juga: Komisi I DPR Setujui Hibah Kapal Patroli dari Jepang, Bakal Ditempatkan di IKN
“Kapal hibah dari Jepang ini ukurannya kecil, 18 meter. Dia patrol boat, lah kita bilangnya. Itu nanti kalau di angkatan laut dijadikan Patkamla, patroli keamanan laut,” sambungnya.
Menurut Ali, ukuran kapal yang ramping tersebut pun memungkinkan petugas untuk memperluas patroli hingga ke wilayah sungai.
Dengan begitu, dia meyakini bahwa kehadiran kapal tersebut bisa semakin memperkuat keamanan wilayah di kawasan IKN.
“Dari konstelasi geografis kondisi di IKN itu kan ada sungai. Di mana kapal ini kecil, 18 meter, bisa masuk ke dalam sungai-sungai dan bisa melaksanakan patroli keamanan untuk di wilayah,” kata Ali.
“Ya, mudah-mudahan terbantulah keamanannya. Kan kita, selain itu, juga sebenarnya sinergi dengan seluruh aparat maritim yang lain yang ada di IKN,” pungkasnya.
Baca juga: Jepang Hibahkan Kapal Patroli, Menhan: Bakal Ditempatkan di IKN
Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertahanan (Menhan) RI Sjafrie Sjamsoeddin menyebutkan, TNI Angkatan Laut (AL) bakal mendapatkan kapal patroli atau patrol boat hibah dari Jepang.
Berdasarkan informasi yang ia terima dari KSAL Laksamana TNI Muhammad Ali, kapal tersebut bakal ditempatkan di IKN.
“Kembali kepada alutsista ini, maka penerimaan hibah patrol boat ini dari Jepang ini untuk mendukung pengamanan choke point kita, khususnya saya dengar dari KSAL akan diproyeksikan di IKN,” kata Menhan, saat rapat kerja (raker) bersama Komisi I DPR, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (4/2/2025).
Sjafrie menerangkan bahwa kapal tersebut tidak dilengkapi dengan senjata.
Oleh karenanya, kata Menhan, Indonesia bakal melengkapi kapal patroli itu dengan senjata.
Ia pun juga mengumbar spesifikasi kapal buatan Jepang ini.
Baca juga: Sisa 8 Kilometer Lagi, KSAL Janji Tuntaskan Pencabutan Pagar Laut di Tangerang
“Sedikit spesifikasi mengenai teknis patrol boat ini, sebetulnya patrol boat ini biasanya kita ditanya berapa sih panjangnya. Kalau kita punya Fregat Merah Putih, Pak, panjangnya itu lebih dari 140 meter, tapi kita menerima bantuan hibah ini panjangnya 18 meter,” ujar Menhan.
“Jadi, berarti kita pakai patroli antar kepulauan. Lebarnya ya hampir 5 meter, kecepatannya ya 40 knot, dan dia mempunyai mesin diesel, belum mesin listrik, Pak. Memang kapasitasnya ini dua awak kapal dan 14 penumpang,” tambah dia.
Ia menambahkan, Jepang juga memberikan hibah kapal tidak hanya untuk Indonesia, melainkan juga negara sahabat seperti Malaysia, Filipina, Bangladesh, hingga Fiji pada 2023.
Menhan juga memastikan, kapal yang akan diterima itu bukanlah kapal bekas.
“Tapi material ini bukan bekas, Pak, ini baru. Dan kapal ini dibuat di Jepang, jadi Jepang ingin menunjukkan produksi di dalam negerinya dan kita menghormati,” tegas Sjafrie.