IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat, Indonesia Bertahan di 5,1%

  • Share

KOMPAS.com – Laporan terbaru World Economic Outlook (WEO) yang dirilis Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) pada Januari 2025 menyebutkan pertumbuhan ekonomi global diproyeksikan berada pada angka 3,3 persen pada 2025 dan 2026.

Angka ini lebih rendah dibandingkan rata-rata historis sebesar 3,7 persen pada periode 2000–2019.

Laporan tersebut mengungkapkan ketidakpastian kebijakan global serta perlambatan di sejumlah negara besar menjadi faktor utama. 

Sedangkan Indonesia diproyeksikan tetap tumbuh stabil di angka 5,1 persen pada 2025.

Baca juga: IMF Ramal Ekonomi Indonesia Stagnan 5,1 Persen, Airlangga: Kita Belum Mengeluarkan Jurus Kita

Indonesia dan ASEAN dalam Laporan IMF

Indonesia bersama negara-negara ASEAN-5 lainnya, yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, mencatatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 4,6 persen untuk tahun 2025.

Meski angka ini hanya naik 0,1 persen dibandingkan proyeksi Oktober 2024, kawasan ini menunjukkan potensi pemulihan yang konsisten.

Secara keseluruhan, IMF menyoroti stabilitas Indonesia dalam menghadapi tekanan global.

Namun, risiko tetap ada, terutama akibat ketidakpastian kebijakan perdagangan internasional dan fluktuasi harga komoditas.

Inflasi Global Menurun, Tantangan Masih Ada

Inflasi global diperkirakan akan turun menjadi 4,2 persen pada 2025 dan 3,5 persen pada 2026, mendekati target bank sentral di banyak negara maju.

Namun, di negara berkembang, seperti Indonesia, inflasi diprediksi tetap lebih tinggi dibandingkan negara maju, mencerminkan tantangan struktural di sektor harga energi dan pangan.

Baca juga: IMF Ramal Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan di 5,1 Persen hingga 2029

Ketimpangan Pertumbuhan Antarnegara

Laporan ini turut menyoroti perbedaan kinerja ekonomi di berbagai negara. Amerika Serikat, misalnya, diproyeksikan tumbuh 2,7 persen pada 2025, lebih tinggi 0,5 persen dibandingkan proyeksi sebelumnya.

Sementara itu, kawasan Eropa menghadapi tekanan perlambatan dengan pertumbuhan hanya 1 persen pada tahun yang sama.

IMF merekomendasikan sejumlah langkah kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan jangka panjang.

Kebijakan yang dimaksud adalah penguatan reformasi struktural, konsolidasi fiskal untuk memastikan keberlanjutan utang, serta penguatan kerja sama multilateral untuk mengatasi tantangan perdagangan global.

Indonesia juga diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini dengan melanjutkan agenda hilirisasi industri dan reformasi struktural guna menjaga daya saing di tengah dinamika global yang penuh tantangan.

  • Share