Cuaca Ekstrem Bisa Berdampak Longsor, BMKG Tarakan Ingatkan Potensi Banjir Rob,Ini Rekomendasinya

  • Share
Cuaca Ekstrem Bisa Berdampak Longsor, BMKG Tarakan Ingatkan Potensi Banjir Rob,Ini Rekomendasinya

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan menjabarkan dampak yang berpotensi terjadi dengan adanya cuaca ekstrem yang dirilis pada Sabtu malam kemarin.

Diterangkan M Sulam Khilmi, Kepala BMKG Kota Tarakan, berdasarkan data analisis dan prakiraan kondisi cuaca ekstrem di Kalimantan Utara, terdapat beberapa potensi risiko atau dampak yang disebabkan. 

Di antaranya, pertama potensi terjadi longsor, guguran bebatuan atau  erosi tanah dalam skala menengah. 

“Ini  yang harus kita waspadai juga, volume air sungai meningkat kemudian aliran banjir yang menganggu aktivitas masyarakat dalam skala menengah,” beber M Sulam Khilmi.

Baca juga: Peringatan Cuaca Ekstrem di Kaltara, BMKG Imbau Masyarakat Waspadai Potensi Hujan Sepekan ke Depan

Sehingga pihaknya memberikan rekomendasi yang harus dilakukan masyarakat di antaranya pertama, adalah berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah.

Kemudian kedua,  tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak mendesak ketika terjadi cuaca ekstrem.

“Ketiga, diharapkan masyarakat waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang kemungkinan terjadi dalam tiga hari ke depan. Bahkan di tabel tadi sampai lima hari ke depan,” terang M. Sulam Khilmi.

Selanjutnya, kata M. Sulam Khilmi, untuk daerah yang bertopografi curam atau wilayah gunung, tebing dan wilayah rawan longsor agar tetap berhati-hati dan waspada jika terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dan ringan atau sedang yang berlangsung terus-menerus. 

“Misalnya tiga malam berturut-turut, empat malam berturut-turut, apalagi, itu meski itu dijadikan kewaspadaan,” tegasnya.

Masyarakat juga bersama instasnsi terkait, melaksanakan mitigasi bencana.

Termasuk juga, masyarakat supaya membekali dirinya dengan informasi akurat tentang cuaca.

“Kemudian memperbarui informasi melalui media massa dan media sosial. Kemudian mencari informasi akurat terkait kebencanaan serta berkoodinasi dengan pihak terkait kebencanaan,” tegasnya.

Ia lebih lanjut menyampaikan bahwa, potensi banjir rob bisa terjadi.

Secara mudahnya kata M. Sulam Khilmi, banjir rob berpotensi tejadi dalam sebulan sebanyak dua kali. 

“Untuk kejadiannya, kapan dikenali, untuk mudahnya dipahami  itu di awal bulan Hijriah dan pertengahan bulan Hijriah yaitu itu awal bulan dan pertengahan bulan  potensi banjir Rob,” jelas M.Sulam Khilmi.

Ia menambahkan, walaupun tidak ada hujan tinggi tetap berpotensi banjir rob.

Apalagi ketika ditambah hujan dengan intensitas tinggi tentu akan  memperparah keadaan atau kondisi.

Lebih detail dijelaskan Raina, Forecester BMKG Kota Tarakan, untuk banjir rob sendiri sebenarnya terkait dengan pasang surut air laut.

Untuk pasang surut air laut sendiri itu terkait dengan fase bulan.

Di sini lanjut Raina,  ada beberapa fase, ada fase bulan sabit kemudian ada fase bulan setengah, ada fase bulan penuh. 

“Ada dua fase bulan pasang. Untuk awal bulan Februari, ini kebetulan merupakan awal umur bulan jadi untuk kemungkinan potensi pasang di wilayah Tarakan atau Kaltara secara umum itu ada potensi tinggi. Jadi terkait banjir rob apabila ditambah curah hujan yg cukup tinggi maka tinggi banjir semakin tinggi,” urai Raina.

Artinya kembali mempertegas, jika banjir rob terjadi saat air pasang, lalu bersamaa dengan curah hujan intensitasnya tinggi, apakah berpotensi tinggi banjir di Tarakan lebih meningkat?

Baca juga: Sinergi Tingkatkan Keselamatan, Ditpolairud Polda Kaltara Gandeng BMKG dan UPTD Pelabuhan Tengkayu

Raina membenarkan kondisi tersebut bisa saja terjadu.

Namun lanjutnya, banjir rob sendiri terjadi  tidak selalu harus ada dari curah hujan. Banjir rob disebabkan karena adanya kenaikan air atau muka laut hingga ke daratan. 

“Namun banjir rob akan semakin parah jika disertai dengan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Terutama yang terdampak itu di wilayah pesisir,” tukasnya. 

(*)

Penulis: Andi Pausiah

  • Share