Soal Warga Sleman Alami Gejala Keracunan, Polisi Segera Periksa Penyedia Makanan Pesta Pernikahan

  • Share
Soal Warga Sleman Alami Gejala Keracunan, Polisi Segera Periksa Penyedia Makanan Pesta Pernikahan

SLEMAN, KOMPAS.TV  – Sebanyak 130 warga mengalami gejala keracunan seusai menghadiri acara pernikahan di Padukuhan Krasakan, Tempel, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (8/2/2025).

Terkait peristiwa keracunan massal itu, Kapolresta Sleman, Kombes Edy Setyanto Erning Wibowo menegaskan, pihaknya telah melakukan penyelidikan awal, usai mendapatkan laporan.

“Kita sedang lakukan penyelidikan perkara tersebut,” kata Edy saat dihubungi Wartawan, Minggu (9/2/2025).

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor (Polresta) Sleman, AKP Riski Adrian menjelaskan, pihaknya segera memeriksa sejumlah pihak dalam waktu dekat.

Riski mengatakan, pihaknya baru mendapatkan laporan keracunan massal hari ini, Minggu (09/02/2025).

“Pas dapat informasi dari Polsek (Tempel), kami langsung turun ke lokasi. Kami buat laporan informasi, mungkin dalam waktu dekat kami melakukan pemeriksaan pihak-pihak terkait,” katanya, Minggu (09/02/2025).

Baca Juga: 46 Warga Ponorogo Keracunan Massal Usai Santap Makanan Hajatan, 1 Orang Meninggal

Ia menjelaskan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan pihak penyelenggara hajatan, namun mereka juga menjadi korban dugaan keracunan.

“Tadi kami udah komunikasi dengan yang punya acara. Dia juga korban, bahkan besan-besannya di rumah sakit semua, opname. Jadi tadi kami hanya wawancara aja, mau kami bawa ke kantor untuk pemeriksaan, tapi masih di rumah sakit,” sambungnya.

Rencananya, kata dia, pemeriksaan juga akan dilakukan terhadap penyedia jasa makanan atau katering yang terlibat.

“Iya (pemeriksaan katering), akan kami periksa semua. Kan yang tahu kateringnya dimana, beli dimana (makanan yang disuguhkan) kan yang punya hajatan. Kami harus periksa sumbernya dulu, yang punya hajatan,” bebernya.

Ia juga mengaku telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sleman. Pihak Dinkes, kata dia, juga telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa. Menurut informasi, hasil pemeriksaan akan keluar setelah tujuh hari.

Kepala Puskesmas Tempel I, Diana Kusumawati menyatakan, jumlah warga yang mengalami gejala keracunan sebanyak 130 warga orang. Mereka mengalami diare dan demam.

Untuk memudahkan penanganan korban keracunan, pihak terkait membangun posko kesehatan di Padukuhan Krasakan dan terbuka 24 jam.

“Yang masih lemas (bergejala) sementara kami arahkan ke posko dulu. Kami asesmen di posko, kami infus di posko atau di puskesmas. Biar beban di rumah sakit tidak terlalu banyak,” ungkapnya.

Mengenai sampel makanan yang sudah diambil, kata dia, antara lain bakso, sate, siomay, es krim, dan krecek. Sampel tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan.

“Karena kecurigaan ke arah sana (makanan). Untuk minuman tidak, karena tanggal kedaluarsa masih lama,” imbuhnya.

Baca Juga: Keracunan Massal di Ponorogo Tewaskan Satu Orang, Polisi Periksa Sampel Makanan dan Minuman

Sebanyak 92 korban sempat diobservasi di rumah sakit. Tercatat ada 6 korban yang terpaksa menjalani rawat inap di rumah sakit, dan dua orang yang sempat di rawat di posko kesehatan.

“Pertama diketahui 26 (korban keracunan), karena kami buka posko dan sebagainya, banyak yang memang dihubungi untuk diperiksa. Terakhir data 15.30 ada 130. Untuk yang rawat inap ada 6,” ujarnya.

Sebelumnya, berdasarkan pantauan Jurnalis Kompas TV Michael Aryawan di posko aduan keracunan, sejumlah warga tampak dibawa keluarganya untuk mendapatkan pemeriksaan medis yang disiagakan oleh petugas Puskesmas Tempel. 

Beberapa di antaranya bahkan harus digendong, karena tak kuat untuk berjalan kaki sendiri. 

Usai dilakulan pemeriksaan, korban keracunan harus menjalani rawat inap kemudian dievakuasi menggunakan ambulance menuju Rumah Sakit dan Puskesmas rujukan.

  • Share