7 Tanda Anak Sulung Punya “Eldest Daughter Syndrome”

  • Share
7 Tanda Anak Sulung Punya “Eldest Daughter Syndrome”

Anak sulung sering kali dipandang sebagai sosok yang lebih dewasa dan bertanggung jawab, termasuk diharuskan menjadi panutan bagi adik-adiknya. Tak terkecuali anak sulung perempuan. Pernahkah Bunda mendengar tentang eldest daughter syndrome?

Istilah ini merujuk pada tekanan dan tuntutan yang dialami oleh anak perempuan pertama, yang tanpa sadar kerap dituntut untuk berperan lebih besar.

Eldest daughter syndrome menggambarkan dampak psikologis dari harapan tinggi yang diberikan oleh orang tua dan masyarakat terhadap anak sulung perempuan. 

Apa itu eldest daughter syndrome?

Meskipun tidak ada definisi medis resmi untuk sindrom ini, banyak penelitian dan observasi menunjukkan bahwa anak sulung perempuan seringkali mengalami perasaan yang lebih berat, seperti rasa tanggung jawab yang berlebihan, stres, dan kesulitan untuk mencari identitas diri.

Eldest daughter syndrome merujuk pada karakter anak perempuan pertama. Ada beberapa atribut positif, tetapi juga beberapa pengalaman negatif yang mungkin dihadapi individu-individu ini,” ungkap psikolog Kate Eshleman, PsyD, seperti dikutip dari Cleveland Clinic

Baca Juga : Viral Istilah Clumsy Girl di TikTok, Benarkah Dampak dari Perkembangan Motorik Anak Buruk saat Kecil?

Mereka mungkin tumbuh besar dengan keharusan membantu mengurus adik-adik, memiliki tugas atau tanggung jawab di rumah, atau bahkan mungkin menjadi pelampiasan emosi bagi salah satu atau kedua orang tua. 

Termasuk misalnya memiliki tugas memasak makanan untuk keluarga, mengantar adik-adik ke kegiatan sepulang sekolah, atau mungkin mendengarkan pertengkaran orang tua di rumah. 

“Sindrom anak sulung perempuan sebenarnya memang bukanlah diagnosis resmi. Istilah ini lebih sering digunakan sebagai istilah sehari-hari,” imbuh Eshleman.

Studi ilmiah tentang eldest daughter syndrome

Sindrom ini telah mendapat perhatian besar di media sosial dalam beberapa tahun terakhir, tetapi para peneliti juga telah menemukan bukti kuat yang mendukung kecenderungan ini. 

Dalam satu studi longitudinal selama 15 tahun yang dipublikasikan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology oleh para peneliti University of California-Los Angeles, ditemukan bahwa anak sulung perempuan tumbuh lebih cepat dan lebih mungkin mengalami pubertas adrenal.

Pubertas adrenal melibatkan perubahan seperti pertumbuhan rambut tubuh dan aspek-aspek tertentu dari pematangan kognitif tanpa aspek-aspek pubertas lainnya, seperti perkembangan payudara dan menstruasi. 

Dikutip dari Very Well Mind, studi tersebut menemukan bahwa pubertas adrenal lebih umum terjadi pada anak sulung perempuan yang ibunya mengalami tingkat stres prenatal tinggi.

Tanda dan karakteristik anak perempuan pertama

Menjadi anak perempuan tertua dalam keluarga dapat menimbulkan stres emosional tambahan. Penelitian telah menunjukkan bahwa pola asuh orang tua dikaitkan dengan berbagai konsekuensi negatif, termasuk meningkatnya kecemasan, depresi, gangguan makan, dan gangguan kepribadian.

Berikut beberapa tanda dan karakteristik anak dengan eldest daughter syndrome:

1. Perfeksionisme

Penelitian menunjukkan bahwa anak sulung cenderung memiliki perkembangan kognitif yang lebih maju, yang dapat membantu mereka menjadi lebih siap untuk jenjang akademik. Hal ini dapat menguntungkan, tetapi juga dapat berkontribusi pada ekspektasi dan perfeksionisme yang tinggi.

Anak perempuan tertua mungkin mengalami tekanan yang sangat besar untuk memenuhi ekspektasi tinggi orang tua dan anggota keluarga lainnya. Hal ini bisa menjadi pacuan mencapai prestasi yang tinggi, tetapi juga dapat berkontribusi pada tingkat perfeksionisme yang tinggi dan berujung pada kesejahteraan mental.

2. Sering cemas berlebihan

Kecenderungan perfeksionisme juga kerap membuat anak sulung perempuan jadi sering cemas dan mudah stres. Ini karena mereka kerap mencoba memenuhi banyak peran, mengambil terlalu banyak tugas, dan berupaya memenuhi ekspektasi semua orang.

3. Sulit mengenal identitas diri

Anak perempuan mungkin juga merasa kesulitan untuk menciptakan identitas di luar peran yang diberikan oleh keluarga. Hal ini dapat menyulitkan mereka untuk mengidentifikasi dan mengejar tujuan pribadi yang terpisah dari ekspektasi orang tua. 

4. Kurang percaya diri

Harapan yang tinggi dan perfeksionisme sering kali membuat anak perempuan tertua merasa bahwa apa pun yang mereka lakukan tidak cukup baik. Anak jadi merasa tidak percaya diri dan enggan untuk bersosialisasi dengan orang banyak.

5. Merasa kurang dukungan

Anak sulung perempuan juga kerap memiliki karakteristik sulit memecahkan masalah, karena merasa kurang dukungan dari lingkungan sekitar. Ini juga karena mereka selalu merasa harus kuat dan mandiri, sehingga kesulitan untuk meminta bantuan saat membutuhkannya. 

6. Selalu mengutamakan kepentingan orang lain

Anak sulung perempuan juga mungkin merasa perlu selalu menyenangkan orang lain. Bahkan kadang sampai tidak merasa cukup baik untuk memenuhi standar lingkungan sekitar.

“Ada kemungkinan peran ini dapat memengaruhi hubungan di masa depan dan kepribadian secara keseluruhan. Ada beberapa dugaan bahwa ada peningkatan tingkat gangguan kepribadian pada anak perempuan tertua,” imbuh Eshleman.

7. Merasa harus selalu bertanggung jawab

Anak perempuan tertua mungkin merasa memiliki beban tanggung jawab yang berat. Ia mungkin mengerjakan lebih banyak pekerjaan rumah tangga daripada saudara-saudaranya. Akibatnya anak jadi kurang santai dan jadi merasa harus selalu bertanggung jawab terhadap kebahagiaan orang lain.

Cara menghadapi sindrom anak sulung perempuan

Anak sulung perempuan yang mengalami eldest daughter syndrome kerap memikul banyak beban emosional dan tanggung jawab sejak usia muda. Sebagai orang tua, penting untuk memahami kondisi ini dan memberikan dukungan yang tepat ya, Bunda.

Berikut beberapa tips menghadapi anak dengan eldest daughter syndrome:

1. Menghargai perasaan mereka

Langkah pertama yang sangat penting adalah mengenali tanda-tanda bahwa anak mengalami sindrom ini. Misalnya, anak jadi terlihat sering tertekan, cemas atau tidak cukup baik karena beban tanggung jawab yang mereka tanggung. 

Sebagai orang tua, cobalah untuk lebih sensitif terhadap perasaan anak, dengarkan dengan penuh perhatian saat anak berbicara, dan hindari meremehkan perasaan yang sedang dialami.

2. Mendorong komunikasi terbuka

Mengajak anak sulung untuk berbicara terbuka mengenai perasaan mereka dapat mengurangi tekanan yang mereka rasakan. Ciptakan waktu dan ruang yang aman bagi anak untuk mengungkapkan perasaan tanpa rasa takut dihukum.

3. Memberikan tanggung jawab yang seimbang

Meskipun anak sulung sering diberikan peran yang lebih besar dalam keluarga, orang tua perlu memastikan bahwa pembagian tanggung jawab di rumah adalah adil. Jangan memberi anak sulung terlalu banyak tugas atau membebankan mereka dengan tanggung jawab yang seharusnya dibagi bersama saudara lainnya. 

4. Tidak memberi ekspektasi terlalu tinggi 

Anak sulung perempuan dengan sindrom ini sering kali merasa harus sempurna dalam segala hal. Oleh sebab itu, penting untuk mengajarkan anak bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar dan mereka tidak perlu takut gagal.

5. Perhatikan kesehatan mental anak

Kesehatan mental anak sulung dengan eldest daughter syndrome kerap bermasalah karena tekanan dan stres yang terus-menerus. Jangan lupa untuk selalu memantau dan pastikan anak mendapatkan perhatian yang dibutuhkan, termasuk dari segi emosional.

Demikian ulasan tentang tanda dan cara menghadapi anak dengan eldest daughter syndrome. Ingat, sebisa mungkin penting untuk mengurangi tekanan dan ekspektasi yang terlalu tinggi ya, Bunda. 

Dengan komunikasi yang tepat, anak sulung perempuan dapat belajar untuk menyeimbangkan tanggung jawab dan kebahagiaan pribadi demi masa depan yang lebih terkendali.

Pilihan Redaksi

  • 4 Cara Orang Tua Mendidik Anak Perempuan agar Punya Percaya Diri Tinggi
  • Keren, Anak Perempuan 10 Tahun Jadi Orang Termuda Pemegang Lisensi Memasak Ikan Mematikan di Jepang
  • 5 Hal Tak Boleh Dilakukan Ayah saat Anak Perempuan Usia 5 Tahun
  • Share
Exit mobile version