3 Pernyataan LSF soal Polemik Poster Film Pabrik Gula…

  • Share
3 Pernyataan LSF soal Polemik Poster Film Pabrik Gula…

JAKARTA, KOMPAS.com – Lembaga Sensor Film (LSF) memberikan tanggapan terkait polemik poster film Pabrik Gula yang belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial.

Poster film horor karya rumah produksi MD Pictures tersebut dianggap terlalu vulgar dan erotis karena menampilkan gambar seorang perempuan duduk di atas pria dengan latar bayangan hitam.

Poster yang beredar di media sosial memicu pro dan kontra di kalangan netizen.

Berikut pernyataan resmi LSF yang dirangkum oleh Kompas.com.

Baca juga: Manoj Punjabi Tanggapi Kritik terhadap Poster Film Pabrik Gula

• Poster belum lewat proses sensor

Ketua Komisi II LSF, Ervan Ismail, menegaskan bahwa poster Pabrik Gula yang beredar di media sosial belum melewati proses sensor.

“Masyarakat jangan menganggap poster ini sudah mendapat persetujuan LSF. Regulasi kami belum cukup menjangkau media sosial, sehingga seolah-olah poster ini sudah lulus sensor, padahal sebenarnya belum,” kata Ervan saat ditemui di daerah Darmawangsa, Jakarta Selatan, Kamis (16/1/2025).

Ervan menambahkan, jika poster tersebut diajukan untuk keperluan penayangan di bioskop, pihak LSF akan memberikan catatan untuk revisi.

Baca juga: Tanggapi Polemik Poster Film Pabrik Gula, LSF: Belum Lulus Sensor

“Kalau poster itu masuk ke studio sensor, kami pasti meminta koreksi agar sesuai regulasi,” ucap Ervan lagi.

• Media Sosial Bukan Ranah LSF

Menurut Ervan, poster yang beredar di media sosial sebetulnya bukanlah tanggung jawab dari LSF.

Ervan menyebut, LSF tidak bisa ikut campur dalam penayangan poster tersebut di media sosial.

“Kalau poster itu hanya ditayangkan di platform seperti Instagram atau TikTok, LSF belum memiliki kewenangan,” tutur Ervan.

“Kami sedang mengupayakan perbaikan regulasi untuk menjangkau media sosial,” tambah Ervan.

Baca juga: Reuni KKN di Desa Penari di Film Horor Pabrik Gula

• Tidak Membatasi Kreativitas

Meski meminta revisi jika poster ditujukan untuk bioskop, LSF menegaskan bahwa mereka tidak bermaksud membatasi kreativitas.

Mereka justru membuka jalur diskusi agar polemik tersebut bisa diselesaikan.

“Kami memberikan masukan dan catatan yang perlu diperbaiki, tetapi tetap mendukung kreativitas selama sesuai dengan regulasi yang berlaku,” tutur Ervan.

Ia juga menyebut pihaknya telah berdialog dengan MD Pictures terkait polemik ini.

“Kami berdiskusi secara setara tanpa menghakimi. Setelah memberikan masukan, kami menyerahkan kembali kepada pihak mereka untuk diperbaiki,” imbuh Ervan.

  • Share